1. Rabies 2. Tahapan Timbulnya Gejala Rabies Pada Anak 3. Gejala Rabies Pada Anak 1. 1. Stadium Permulaan (Prodromal). 2. 2. Stadium Rangsangan (Sensoris). 3. 3. Stadium Eksitasi. 4. 4. Stadium Lumpuh (Paralisis). 4. Mengapa Pasien Yang Terkena Rabies Takut Air ?5. Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Digigit Hewan?
Anak-anak cenderung merupakan korban terbanyak dari berbagai kasus gigitan anjing. Untungnya, hanya sedikit gigitan ini yang menyebarkan infeksi rabies yang sangat serius.
Rabies
Rabies adalah penyakit menular akut yang menyerang sistem saraf pusat manusia dan hewan berdarah panas. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang ditularkan dari air liur hewan melalui gigitan atau luka terbuka dari hewan yang terinfeksi seperti anjing, kucing, dan kera.
Tahapan Timbulnya Gejala Rabies Pada Anak
Ada beberapa tahapan gejala rabies pada manusia, dengan waktu bervariasi antara 2 minggu hingga 2 tahun. Namun pada umumnya ini terjadi antara waktu 3 hingga 8 minggu.
Terdapat beberapa factor yang memengaruhi masa inkubasi, mulai dari jumlah virus yang masuk, tingkat kedalaman luka, lokasi gigitan, hingga kondisi imun.
Beberapa tahap sampai timbulnya gejala rabies, diantaranya :
1. Virus masuk melalui gigitan hewan
2. Replikasi virus rabies di jaringan otot sekitar gigitan
3. Virus masuk sistem saraf perifer
4. Replika virus pada ganglion spinal dan terus berjalan ke atas menuju susunan saraf pusat
5. Infeksi otak, virus replika secara cepat menjalar di sel-sel otak
6. Virus menyebar ke berbagai jaringan dan organ, seperti kelenjar ludah, kornea dan ginjal
Gejala Rabies Pada Anak
Dikutip dari laman P2P Kemenkes RI, kasus rabies sulit untuk diketahui lebih awal. Sampai saat ini, belum ada tes untuk mendiagnosis infeksi rabies pada manusia sebelum timbul gejala klinis spesifik. Termasuk seperti takut air (hydrophobis) dan/ atau takut udara (aerophobia).
Tanda dan gejala rabies pada manusia, termasuk pada anak dapat dibagi menjadi empat tahap :
1. Stadium Permulaan (Prodromal).
Pada tahap ini, gejala awal non-spesifik muncul, mirip dengan gejala penyakit flu atau demam ringan. Pasien mungkin mengalami ketidaknyamanan umum, malaise, kelelahan, demam rendah, sakit kepala, serta gejala seperti kegelisahan, kecemasan, dan perubahan perilaku.
2. Stadium Rangsangan (Sensoris).
Pada tahap ini pasien mengalami hiperaktivitas sistem saraf, yang menyebabkan sensitivitas terhadap rangsangan sensoris seperti cahaya, suara, dan sentuhan.
Terjadi kejang otot, kaku otot pada daerah yang terinfeksi gigitan, serta kesulitan menelan yang disebabkan oleh spasme otot di sekitar tenggorokan (disfagia). Pasien juga mungkin mengalami kesulitan tidur dan kecemasan yang meningkat.
3. Stadium Eksitasi.
Tahap ini ditandai oleh gejala eksitasi neurologis yang parah, disertai dengan gejala :
- Gelisah, gelagapan, dan cenderung mengalami hiperaktivitas motorik
- Takut air, cahaya dan bahkan suara
- Keluar air liur secara berlebihan
- Air mata bercucuran tak terkendali
- Kejang-kejang hebat, spasme otot yang intens
- Serangan panik dan kecemasan tak terkendali
4. Stadium Lumpuh (Paralisis).
Pada tahap terakhir, pasien mengalami lumpuh progresif dan menurunnya fungsi saraf. Terjadi kelemahan otot yang semakin berat dan paralisis.
Pasien mungkin mengalami kelumpuhan total dan menjadi koma. Fungsi pernapasan dan kardiovaskular terganggu secara signifikan, dan keadaan ini sering kali berakhir dengan kematian.
Mengapa Pasien Yang Terkena Rabies Takut Air ?
Orang yang terkena rabies mungkin mengalami takut atau kesulitan menelan air, kondisi ini dikenal sebagai hidrofobia.
Hidrofobia pada penderita rabies muncul karena virus rabies menyerang sistem saraf pusat, termasuk otak. Infeksi virus ini mengganggu fungsi normal otak dan menyebabkan perubahan perilaku dan reaksi fisik yang tidak biasa.
Saat seseorang yang terinfeksi rabies melihat atau mencoba untuk minum air, refleks menelan mereka menjadi terganggu. Hal ini menyebabkan ketidakmampuan atau kesulitan yang signifikan dalam menelan air, sehingga mereka bisa menjadi sangat takut pada air.
Gejala ini dapat memicu reaksi yang sangat kuat dan berlebihan saat mereka berada di dekat air atau saat mereka melihat air.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Digigit Hewan?
Dikutip dari Healthy Children, jika anak Bunda digigit oleh hewan, bersihkan luka dengan air mengalir dan cuci dengan sabun. Jika ada perdarahan atau luka terbuka, tekan area luka dengan kain bersih atau kasa steril.
Kemudian, oleskan cairan antiseptik dengan kandungan povidone iodine atau alkohol dengan kadar 70 persen ke area luka.
Jika memungkinkan, penting untuk menangkap hewan tersebut agar seorang dokter hewan dapat memeriksa apakah hewan tersebut terinfeksi rabies.
Hewan yang ditangkap akan dibunuh dan otaknya akan diperiksa segera untuk mengetahui adanya rabies.
Langakah selanjutnya adalah bawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasinya.
Sebagian besar kematian-kematian akibat rabies biasanya disebabkan karena terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan (Faskes). Mereka merasa hanya gigitan kecil dan tidak berdarah, sehingga mereka dating ke Faskes sudah pada kondisi parah.