Bedak bayi biasanya digunakan untuk membuat kulit bayi tetap kering, terasa lembut, dan wangi. Namun, pemakaian bedak bayi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan bahan yang terkandung dalam produk.
Karena beberapa bedak bayi mengandung talc atau talk yang jika dihirup secara berlebihan dapat berisiko menimbulkan gangguan paru-paru atau pernapasan pada bayi. Contohnya adalah kasus yang pernah terjadi pada produk Johnson & Johnson Baby Powder.
Selama beberapa dekade, Bedak Bayi Johnson & Johnson merupakan salah satu produk kesehatan paling populer di pasar. Namun, pada tahun 2020, Johnson & Johnson menghentikan produksi dan penjualan Bedak Bayi yang mengandung talk akibat masalah hukum yang terus berlanjut terkait kanker.
Produk tersebut dapat menyebabkan tiga jenis kanker. Banyak konsumen yang bertanya bagaimana produk talk dapat menyebabkan kanker, dan jawabannya adalah kontaminasi asbes.
Terbuat Dari Apa Bedak Bayi? Dan Mengapa Berbahaya?
Bedak bayi dibuat dari mineral alami yang disebut talc atau talkum. Mineral ini adalah mineral yang paling lembut di bumi dan bisa dihancurkan menjadi serbuk putih halus.
Kandungan mineral pada bedak tabur tersebut yang membantu menyerap kelembapan dan mencegah gesekan berlebih di antara kulit. Namun di balik manfaatnya, ternyata penggunaan bedak tabur bayi bisa berisiko untuk kesehatan si kecil.
Talc tidak baik untuk kulit dikarenakan tempat mineral ini terbentuk di dalam bumi. Talc adalah mineral alami yang seringkali terbentuk dalam jarak dekat dengan asbes, yang merupakan zat penyebab kanker. Saat talc ditambang, ekstrak talc seringkali mengandung jejak asbes.
Risiko Penggunaan Bedak Bayi Berlebihan
Penggunaan bedak bayi dalam jumlah yang terlalu banyak dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan, seperti :
1. Iritasi
Penggunaan bedak bayi yang mengandung magnesium silikat dapat menyebabkan iritasi pada kulit bayi yang masih sensitif. Jika Bunda ingin mengeringkan kulit si kecil setelah mandi, lebih baik menggunakan handuk berbahan lembut daripada bedak bayi.
2. Gangguan pernapasan
Bedak bayi memiliki tekstur yang sangat halus dan mudah menghasilkan partikel yang bisa terhirup oleh bayi. Partikel-partikel tersebut, baik yang berasal dari magnesium silikat atau tepung jagung dalam bedak bayi, dapat memicu iritasi pada saluran pernapasan bayi dan mengganggu pernapasan, seperti batuk-batuk, sesak napas, dan mengi.
3. Kanker paru-paru
Kandungan magnesium silikat dalam bedak bayi juga dapat meningkatkan risiko kanker. Hal ini karena bedak bayi yang mengandung bahan tersebut seringkali mengandung asbes, zat karsinogenik yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Jika bayi menghirup asbes dalam jangka waktu yang lama, risiko terkena kanker paru-paru dapat meningkat.
Bagaimana Mengurangi Efek Samping Bedak Bayi?
Tips Menggunakan Bedak Bayi dengan Bijaksana untuk Si Kecil :
- Pilih bedak bayi yang bebas dari talc.
- Gunakan bedak padat daripada bedak tabur untuk menghindari risiko terhirupnya serbuk bedak.
- Oleskan bedak bayi dengan menggunakan spon lembut secara perlahan, terutama di leher, ketiak, dan lipatan paha.
- Hindari memakaikan bedak pada wajah, leher, atau daerah vital Si Kecil.
- Pastikan kulit Si Kecil benar-benar kering sebelum menggunakan bedak, untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan kuman.
- Usapkan bedak tipis-tipis pada kulit agar tidak menumpuk, dan bersihkan sisa bedak saat mengganti popok atau pakaian bayi.
- Hindari menaburkan bedak secara berlebihan pada lipatan paha, untuk menghindari iritasi. Gunakan kapas yang dicelupkan dalam air hangat untuk membersihkan area pantat dan paha bayi.
Jika kulit Si Kecil tampak kemerahan, kering, bersisik, atau ia menjadi rewel karena gatal setelah pemakaian bedak bayi, segera hentikan pemakaiannya dan periksakan ke dokter agar dapat diberikan penanganan yang sesuai.