Kasus Antraks di Gunung Kidul!
Terdapat tiga kasus kematian di Dusun Jati, Desa Candirejo akibat mengonsumsi daging sapi yang sudah mati karena sakit. Salah satu korban, yang meninggal pada tanggal 4 Juni sebelumnya, telah diuji positif terkena antraks.
Hingga hari Rabu (05/07), Kementerian Pertanian mencatat terdapat 12 ekor hewan ternak yang mati, namun tidak ditemukan bangkai dari 12 ternak yang terinfeksi antraks tersebut, menunjukkan kemungkinan ternak-ternak tersebut telah dikonsumsi oleh warga.
Selain itu, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa 93 warga telah diuji positif terkena antraks berdasarkan tes serologi, yang sebelumnya dilaporkan sebanyak 85 kasus.
Apa itu Antraks ?
Antraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri bernama Bacillus anthracis. Penyakit ini biasanya mempengaruhi hewan herbivora seperti sapi, kambing, dan domba, tetapi juga dapat menular pada manusia.
Infeksi antraks pada manusia biasanya terjadi melalui kontak langsung seperti menyentuh atau mengonsumsi daging dari hewan yang terserang antraks. Meskipun jarang terjadi, antraks dapat menjadi penyakit yang serius dan bahkan mengancam jiwa.
Apa Penyebab Antraks ?
Bakteri Bacillus anthracis yang menyebabkan penyakit antraks normalnya hidup di tanah. Berdasarkan cara penularannya, antraks terbagi dalam tiga jenis, yaitu :
1. Antraks Kulit
Merupakan jenis antraks yang paling umum, penularan antraks kulit terjadi saat seseorang menyentuh kulit, bulu, tulang, atau daging hewan yang terinfeksi, khususnya jika memiliki luka terbuka. Gejala biasanya muncul dalam rentang waktu 1 hingga 7 hari setelah terpapar.
2. Antraks Pencernaan
Antraks pencernaan terjadi saat seseorang mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi atau sudah mati karena antraks, terutama jika dimasak tidak sempurna. Gejala antraks pencernaan biasanya muncul dalam rentang waktu 1 hingga 7 hari setelah terpapar bakteri.
3. Antraks Pernapasan
Antraks pernapasan merupakan bentuk antraks yang paling berbahaya. Seseorang dapat terinfeksi antraks pernapasan dengan menghirup serbuk (spora) dari bakteri antraks, misalnya saat memproses bulu atau kulit hewan ternak. Infeksi antraks pernapasan umumnya baru timbul setelah 7 hari hingga 2 bulan setelah terpapar spora.
Gejala yang Bisa Diketahui!
Antraks dapat menimbulkan berbagai gejala tergantung pada jenis infeksi, sehingga tidak sama pada setiap orang. Berikut beberapa gejala antraks berdasarkan cara penularanya :
1. Antraks Kulit
Antraks kulit ditandai oleh munculnya benjolan-benjolan pada kulit yang menyebabkan rasa gatal. Benjolan-benjolan ini umumnya terlihat di leher, lengan, dan wajah. Mereka dapat berkembang menjadi borok berwarna hitam tanpa rasa nyeri.
2. Antraks Pencernaan
Gejala antraks pada saluran pencernaan atau antraks gastrointestinal meliputi mual, muntah, kesulitan menelan, sakit tenggorokan, penurunan nafsu makan, sakit perut, demam, sakit kepala, dan pembengkakan di leher. Ketika kondisi memburuk, penderitanya dapat mengalami diare bahkan darah dalam tinja.
3. Antraks Pernapasan
Tanda dan gejala awal antraks pernapasan mirip dengan flu biasa, seperti demam, nyeri saat menelan, nyeri otot, dan kelelahan. Gejala yang lebih parah termasuk kesulitan bernapas hingga mengalami syok. Antraks pernapasan juga dapat menyebabkan peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang, yang dikenal sebagai meningitis.
Bagaimana Seseorang Didiagnosis Antraks?
Supaya mendapatkan diagnosis yang akurat, biasanya dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala yang dirasakan dan riwayat kesehatan dari pengidap.
Kemudian dokter melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan apabila ada kecenderungan infeksi bakteri penyebab antraks.
- Berikut pemeriksaan penunjang yang bisanya dilakukan oleh dokter :
- Pemeriksaan kulit dengan cara mengambil sampel cairan atau kulit dari luka
- Pemeriksaan darah
- Rontgen dada
- Pemeriksaan fases dilakukan jika pasien dicurigai menderita antraks pencernaan
- Pungsi lumbal dilakukan dengan cara mengambil cairan saraf tulang belakang
Bagaimana Cara Penanganannya?
Untuk hasil pengobatan antraks yang efektif dan maksimal, penting untuk dilakukan segera mungkin. Dokter akan meresepkan berbagai jenis antibiotik, seperti penisilin, doxycycline, dan ciprofloxacin, untuk meningkatkan efektivitas pengobatan antraks.
Keberhasilan pengobatan biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, kondisi kesehatan penderita, dan sejauh mana infeksi menyebar di tubuh.
Sementara untukmencegah antraks, langkah-langkah pencegahan yang sederhana dapat diambil. Hindarilah mengonsumsi daging hewan ternak yang telah mati.
Jauhi kontak dengan hewan yang terinfeksi dan pastikan untuk mengonsumsi daging yang telah diproses dengan baik. Penting juga untuk membeli produk hewan dari sumber terpercaya yang mengikuti standar keamanan dan kebersihan yang tepat.
Serta kuburkan bangkai hewan yang terkena antraks setidaknya sedalam 2 meter dari permukaan tanah.