Raw vegan sebenarnya adalah konsep diet dan hidup sehat yang tidak memberikan batasan untuk mengonsumsi jenis makanan apa pun. Selama makanan tersebut berasal dari nabati mentah atau diproses semi matang. Ini artinya, raw vegan melarang konsumsi daging.
Diet raw vegan termasuk sayuran mentah, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak tumbuhan, rempah-rempah, dan jus segar. Seseorang yang menjalani diet raw vegan biasanya mengutamakan alasan kesehatan, ada keyakinan kalau proses memasak dan memanaskan makanan dapat menghancurkan nutrisi atau pun enzim alami yang terdapat pada makanan tersebut.
Inilah yang bisa meningkatkan risiko pencernaan serta menurunkan sistem kekebalan tubuh. Selain proses memasak, menurut para praktisi raw vegan, sebenarnya mengonsumsi daging tidak baik untuk pencernaan manusia. Sebab, daging membutuhkan waktu lebih lama melewati sistem pencernaan dibandingkan makanan nabati.
Tidak Semua Orang Cocok Dengan Diet Raw Vegan
Namun tidak semua orang cocok menjalani pola makan raw vegan. Sebagian orang sulit mengunyah makanan mentah atau pun semi matang, sehingga menjadi mual. Selain itu beberapa orang alergi terhadap jenis makanan tertentu serta fakta kalau tidak semua makanan cocok diolah menjadi menu raw food.
Pertimbangan-pertimbangan demikian seharusnya menjadi poin yang penting untuk diperhatikan sebelum menjadi raw vegan. Apalagi sebenarnya proses memasak dan memanaskan makanan bukan hanya bertujuan untuk memberikan rasa enak pada makanan, namun juga supaya makanan tersebut terhindar dari bakteri atau kuman yang melekat.
Memang dengan membersihkan sayuran di air mengalir dapat membuat sayuran lebih bersih, tetapi tidak menjamin 100 persen. Terkadang bisa jadi ada kotoran yang terlewatkan atau bakteri yang tertinggal di lapisan dalam bahan makanan tersebut.
Bahkan, beberapa makanan tertentu akan menghasilkan nutrisi yang maksimal saat dimasak. Makanya, tidak semua makanan cocok menjadi pilihan olahan raw food. Demikian juga tidak semua orang bisa beradaptasi dengan konsep raw vegan.
Penerapan Diet Raw Vegan Yang Salah
Seorang wanita vegan asal Atlanta-Sheila O’Leary, dihukum penjara seumur hidup akibat memaksa menjalani pola hidup raw vegan saat masih menyusui. Dia dan keluarganya mengikuti pola makan vegan yang ketat, Ibu tersebut didakwa karena pembunuhan berencana dalam malnutrisi kematian putranya yang masih bayi.
Dia dihukum atas enam tuduhan, pembunuhan tingkat pertama, pelecehan anak yang diperparah, pembunuhan berencana, pelecehan anak dan dua tuduhan pengabaian anak - dalam kematian. Penyelidik mengatakan pasangan suami istri itu memberi tahu mereka bahwa keluarga hanya makan buah dan sayuran mentah, meskipun balita itu juga diberi ASI.
Bayi 18 bulan itu memiliki berat 8 kilogram dan seukuran bayi berusia 7 bulan ketika dia meninggal pada September 2019, kata sebuah laporan polisi. Pasangan tersebut juga memiliki dua anak lain, yang berusia 3 dan 5 tahun, yang juga kekurangan gizi, kata para penyelidik.
Di lain kasus, di Milan, Italia, seorang bayi dilarikan ke rumah sakit karena pola makan vegan ibunya. Kondisi bayi tersebut tergolong parah karena kekurangan gizi. Tak hanya itu saja, tingkat kalsium dan zat besi yang rendah.
Diperburuk lagi dengan kondisi jantung bawaan, sehingga ia harus menjalani operasi darurat. Beruntung ia bisa diselamatkan. Usai dilahirkan kabarnya hak asuh terhadap anak tersebut langsung dicabut dari orangtuanya.
Kesehatan Memburuk Bila Tubuh Tidak Dapat Beradaptasi
Dilansir dari paleoleap, seseorang yang membagikan pengalamannya saat mengakhiri diet raw vegan, memutuskan untuk berhenti karena Kesehatan tubuhnya memburuk. Dia berpikir bahwa pola diet ini akan berhasil untuk setiap orang, karena memang pada beberapa minggu pertama tubuhnya terasa lebih sehat.
Namun kesehatannya mulai turun drastis, hingga akhirnya ia memutuskan berhenti setelah tujuh bulan mengalamai malnutrisi, berat badan di bawah normal, dan merasa lelah setiap saat. Selain itu kondisi kesehatan mulutnya juga memburuk, beberapa gigiya tanggal, mengalami kerontokan rambut yang parah, dan beberapa gejala penyakit diabetes.
Hingga dia berfikir dirinya mungkin saja dapat meninggal bila tetap melanjutkan pola hidup tersebut, dan kekhawatiran apabila hormonnya tidak dapat kembali ke level normal. Namun akhirnya kesehatannya dapat berangsur membaik setelah berhenti menjalani diet raw vegan.
Pertimbangan Menjalani Diet Raw Vegan
Tidak hanya diet raw vegan, akan lebih baik bila anda ingin menjalani suatu diet agar berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anda. Menjadi vegan memang menuntun pada pola hidup sehat, namun tidak semua orang bisa menjalaninya, termasuk bila anda seorang Ibu hamil, Ibu menyusui, atau bila tubuh tidak bisa beradaptasi dengan pola hidup raw vegan.
Bayi dan Anak-anak
Diet raw vegan yang mungkin dapat lebih sehat untuk orang dewasa, tidak akan memiliki hasil yang sama jika diterapkan pada anak-anak. Menurut studi, anak yang mengikuti diet vegan rata-rata miliki tinggi 3 cm lebih pendek dan 3 kali lebih mungkin kekurangan vitamin B, D dan kalsium daripada anak-anak non-vegan.
Oleh sebab itu, banyak dokter anak dan pakar gizi mengatakan, anak bukan miniatur orang dewasa, maka itu kebutuhan nutrisi anak yang sedang tumbuh kembang sangat berbeda dengan orangtua.
Terutama untuk Ibu hamil, bayi di dalam kandungan sangat membutuhkan gizi yang lengkap. Seperti zat besi yang sempurna, yang diperoleh dari daging-daginan, DHA dari ikan laut dalam, protein dari telur dan susu sapi.
Menjalani pola hidup sehat termasuk pilihan menjadi seorang vegan perlu didasari dengan pengetahuan dan konsultasi gizi dengan ahlinya, sehingga tubuh bisa mendapatkan manfaatnya. Karena tujuan awal dari diet adalah memperoleh tubuh yang lebih sehat, bukan untuk mendapat berbagai masalah kesehatan.
