Kehamilan adalah sebuah anugerah, bagi wanita kehamilan bisa menjadi momen yang tak terlupakan.
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan, mulai dari kesehatan, perawatan, pola makan dan lainnya.
Jadi, penting bagi ibu tahu semua informasi seputar kehamilan untuk menjaga kandungan tetap sehat hingga Si Kecil lahir.
Jika Anda sedang hamil dan tiba-tiba anda sakit gigi, apakah yang anda lakukan?
Minum Pereda Nyeri. Ya, Minum Pereda Nyeri mungkin adalah jawaban yang pertama kali terlintas di pikiran anda.
Namun, Tahukah Anda bahwa minum pereda nyeri berbahan kimia dapat berpengaruh pada kesehatan janin?
Richard Sharpe, seorang profesor ilmu reproduksi klinis di University of Edinburgh, Inggris. Melakukan sebuah Penelitian tentang bahaya mengkonsumsi analgesik atau pereda rasa nyeri bagi ibu hamil.
Dari hasil Penelitian tersebut disimpulkan bahwa obat pereda rasa nyeri tidak hanya memengaruhi kesuburan ibu, tetapi juga mempengaruhi kesuburan janin.
Ada efek pada kesuburan pada wanita untuk menghasilkan keturunan. Wanita bisa mengalami perubahan ukuran ovarium dan perubahan fungsi reproduksi, termasuk memengaruhi perkembangan sel-sel germinal pada janin atau sel yang menimbulkan telur dan sperma.
Paparan Tylenol (merk bahan kimia yang biasa digunakan untuk perede nyeri) pada wanita hamil meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf pada janin dan memicu ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.
Bahan Kimia Pereda Nyeri Sebaiknya Dihindari Saat Hamil
Di Indonesia, Pereda nyeri yang banyak beredar dan banyak digunakan adalah golongan Non - Steroidal Anti Inflammatory Drugs ( NSAID ).
Contohnya antara lain ibuprofen, asam mefenamat, kalium dan natrium diklofenak, antalgin atau metampiron, meloxicam, dan ketorolak.
Bahan bahan ini terutama tidak boleh digunakan setelah usia kehamilan menginjak 30 minggu atau lebih, karena dapat menyebabkan prematuritas.
Penutupan ductus arteriosus yang dapat berakibat janin mengalami gangguan jantung dan bahkan kematian.
Mengingat efek samping Bahan Kimia pereda nyeri bagi ibu dan juga Janin dalam kandungan, sudah sepatunya ibu hamil menghindari pemakain bahan kimia untuk meredakan nyeri yang di derita saat hamil.
Penggunaan NSAID atau bahan kimia pereda nyeri selama masa kehamilan Walaupun tidak berdampak pada organ bayi, namun beberapa studi mengungkapkan bahwa penggunaannya berpotensi menyebabkan keguguran.
Meski dengan konsumsi bahan kimia pereda nyeri ini belum tentu mengalami keguguran, tapi tak ada salahnya untuk berjaga.
Lalu, Jika Sakit Gigi Mendera Saat Hamil, Tanpa Bahan Kimia Pereda Nyeri, Apa Solusinya?
Jika ibu hamil ingin menghindari pamakain bahan kimia untuk meredakan sakit gigi, terapi non-farmakologis juga dianjurkan untuk meredakan nyeri sakit gigi pada ibu yang sedang hamil.
Misalnya dengan istirahat yang cukup, terapi kompres dengan air dingin, berkumur dengan air garam dan mengunyah bawang putih.
Ada juga bahan herbal dalam bentuk minyak Astiri yang sudah dipercaya turun-temurun dapat digunakan untuk meredakan sakit gigi.
Bahan herbal yang di maksud adalah Oleum Syzigium Aromaticum Folium.
Oleum Syzigium Aromatiticum Folium atau biasa di sebut minyak astiri yang berasal dari daun cengkeh berkualitas tinggi (Daun cengkeh yg murni kering matahari, tanpa terbasahi hujan, dan masih berbau harum cengkeh).
Namun, mengingat keterbatasan bahan daun cengkeh berkualitas tinggi dan waktu pemprosesan yang panjang membuat bahan herbal satu ini berharga cukup mahal.
Berbeda dengan minyak cengkeh yang banyak beredar di pasaran yang kebanyakan menggunakan bahan berkualitas rendah, Oleum Syzigium Aromatiticum Folium tidak berwarna kecoklatan, melainkan jernih dan tidak beraroma menyengat.
Serta memiliki kandungan asam yang sangat rendah sehingga aman digunakan oleh ibu hamil dan tidak menimbulkan mual.
Namun demikian, Jika anda memutuskan menggunakan bahan herbal untuk mengatasi sakit gigi anda dimasa kehamilan, Anda juga harus mengecek apakah bahan atau produk tersebut sudah terdaftar di Badan pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.
Sehingga Anda dapat memastikan sendiri bahwa bahan/produk tersebut aman digunakan.
Referensi :
Alqareer, A., Alyahya, A., & Andersson, L. (2006). The effect of clove and benzocaine versus placebo as topical anesthetics. Journal Of Dentistry, 34(10), 747-750. doi:10.1016/j.jdent.2006.01.009