20 Oktober 2022 4:05 pm

Obat Sirup - Penyebab GAGAL GINJAL AKUT Pada Anak! Kemenkes Hentikan Penggunaan Obat Cair! Bagaimana Bila Anak Sakit??

Obat Sirup - Penyebab GAGAL GINJAL AKUT Pada Anak! Kemenkes Hentikan Penggunaan Obat Cair! Bagaimana Bila Anak Sakit??
Di Gambia, Afrika Barat, belakangan disorot lantaran melaporkan puluhan anak meninggal akibat gagal ginjal akut. Investigasi terkait penyebab meninggalnya sejauh ini, mengarah pada empat obat batuk buatan India.

Bukan tanpa sebab, analisis laboratorium Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap temuan dietilen glikol dan etilen glikol yang 'tidak dapat diterima' dalam obat batuk tersebut, yang menyebabkan gagal ginjal akut.
Dietilen glikol merupakan senyawa organik berbentuk cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau namun memiliki rasa manis. Dietilen glikol adalah bahan pelarut yang banyak digunakan dalam minyak rem, pelumas, produk perawatan pribadi seperti lotion dan deodoran.
Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia dan hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM.

Meski demikian, saat ini Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau seluruh apotek menyetop sementara penjualan obat cair atau sirup. Selain itu, tenaga kesehatan juga diminta Kemenkes untuk menghentikan sementara resep obat-obatan dalam bentuk cair atau sirup.

Himbauan Kemenkes Untuk Menghentikan Pemberian Obat Cair


Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat yang sudah terlanjur membeli obat sirop jangan mengonsumsi lagi dan bisa membuang obat tersebut.
Seluruh apotek yang beroperasi di Indonesia sudah dilarang menjual obat bebas dalam bentuk sirop kepada masyarakat. Para tenaga kesehatan juga diminta tak lagi memberikan resep obat sirop kepada pasien.
Sementara khusus bagi pasien gagal ginjal akut progresif atipikal yang terlanjur membeli atau mengonsumsi obat dalam bentuk sirop diminta untuk segera menyerahkan obat tersebut ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) masing-masing daerah.
Selanjutnya instalasi atau unit farmasi pada rumah sakit atau fasyankes diminta melakukan pengemasan ulang, penyegelan obat, dan dimasukkan dalam plastik transparan untuk dilakukan pemeriksaan toksikologi Acute Kidney Injury (AKI).

Kemenkes juga melaporkan total kumulatif kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia mencapai 206 orang per Selasa (18/10). Dari ratusan kasus itu, 99 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Waspada Timbulnya Gejala Pada Anak


Selain itu, masyarakat juga diminta selalu memperhatikan hal-hal seperti berikut :
  • Menggunakan obat secara sesuai dan tidak melebihi aturan pakai
  • Membaca dengan seksama peringatan dalam kemasan
  • Menghindari penggunaan sisa obat sirup yang sudah terbuka dan disimpan lama
  • Melakukan konsultasi kepada dokter, apoteker atau tenaga kesehatan lainnya apabila gejala tidak berkurang setelah 3 (tiga) hari penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas pada upaya pengobatan sendiri (swamedikasi)
  • Melaporkan secara lengkap obat yang digunakan pada swamedikasi kepada tenaga Kesehatan
  • Melaporkan efek samping obat kepada tenaga kesehatan terdekat atau melalui aplikasi layanan BPOM Mobile dan eMESO Mobile

Bagaimana Bila Anak Terserang Batuk??


Jika demikian, apa obat yang bisa digunakan sebagai alternatif bila mengalami gejala penyakit?

Selama larangan peredaran obat sirup berlaku, masyarakat dapat menggunakan obat alternatif dalam bentuk sediaan lain, seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), injeksi (suntik), atau lainnya.

Berbicara terpisah, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Yanuarso menyoroti banyaknya masyarakat yang terbiasa memberikan obat kepada anak yang mengalami sakit ringan.

Padahal jika anak mengalami demam, dr. Piprim menyebut orang tua bisa memberikan kompres hangat yang lebih aman atau pemberian parasetamol melalui anus jika diperlukan. Menurutnya, batuk, pilek, dan demam adalah mekanisme bentuk pertahanan tubuh untuk mengusir virus.

Sementara Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril, juga mengimbau agar orang tua mewaspadai gejala penurunan air kencing dan frekuensi buang air kecil. Baik yang disertai ataupun tanpa disertai gejala demam, diare, batuk pilek, mual, dan muntah.

Apabila menemui gejala tersebut, khususnya pada anak di bawah usia 18 tahun terutama jika balita, untuk membawa anak-anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Sembari keluarga pasien menginformasikan obat-obat yang dikonsumsi sebelumnya.
Kontak Kami
081392630833
081228237993
official@fixaherba.id
Bumi Arca Indah Blok 14 nomor 7b Arcawinangun Purwokerto Timur Banyumas
Social Media
Our Payment Partner
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Our Shipping Partner
-
-
-
-
-
-
-
-
-
©- 2022 Fixaherba. All rights reserved.