1. Henti Jantung
2. Apa Yang Menjadi Penyebabnya? 3. Dapatkah Kita Mencegah Henti Jantung? 1. 1. Tidak merokok 2. 2. Menjaga berat badan dengan mengatur pola makan 3. 3. Menghindari konsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi garam 4. 4. Olahraga teratur 5. 5. Mengelola stress dengan baik 6. 6. Rutin Melakukan Pemeriksaan Kesehatan
Kabar duka datang dari Lisa Marie Presley, seorang penyanyi sekaligus penulis lagu serta putri tunggal dari Elvis Presley, yang telah berpulang pada usianya yang ke-54 tahun, setelah sebelumnya sempat dilarikan ke Rumah Sakit dan mengalami koma akibat henti jantung.
Kabar kematian Lisa Marie Presley dikonfirmasi oleh ibunya, Priscilla, yang menemani musisi tersebut di rumah sakit.
"Dengan berat hati bahwa saya mesti mengabarkan kabar yang amat menyedihkan bahwa putri cantik saya, Lisa Marie, telah meninggalkan kita," kata Priscilla dalam pernyataannya kepada People, Kamis (12/1) waktu Amerika Serikat.
Henti Jantung
Henti Jantung atau yang dikenal dengan cardiac arrest atau sudden cardiac arrest (SCA), merupakan kondisi yang terjadi saat jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba.
Jangan pernah sepelekan kondisi ini. Pasalnya, henti jantung merupakan masalah kesehatan yang sangat serius. Ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba, jantung akan berhenti memompa darah yang akan dialirkan menuju organ-organ vital pada tubuh, seperti otak, paru-paru, dan hati.
Ketika hal tersebut terjadi, pengidap bisa saja mengalami pingsan, tidak bisa bernapas dengan normal, bahkan kehilangan nyawanya.
Apa Yang Menjadi Penyebabnya?
Adanya masalah pada sistem elektrik dalam jantung merupakan penyebab utama terjadinya henti jantung. Hal ini disebabkan oleh ritme jantung yang tidak wajar, karena ventrikel pada jantung bergetar secara tidak terkendali. Akhirnya, ritme jantung berubah drastis. Jika ventrikel pada jantung mengalami masalah, jantung tidak akan bisa bekerja dengan baik.
Dalam kasus yang parah, peredaran darah bisa saja berhenti total. Jika hal ini terjadi, risiko kehilangan nyawa tidak dapat dihindari.
Selain itu masih terdapat 7 penyebab lain terjadinya henti jantung :
1. Adanya luka pada jaringan jantung. Jika hal ini terjadi, aritmia dan serangan jantung bisa saja terjadi secara mendadak.
2. Mengidap kardiomiopati, yaitu kondisi saat otot jantung mengalami penebalan atau pelebaran.
3. Mengidap kelainan pembuluh darah. Pada kasus henti jantung secara mendadak, adanya kelainan pada arteri koroner dan aorta bisa jadi penyebab terjadinya kondisi ini. Kelainan pembuluh darah sendiri dapat dipicu oleh aktivitas yang terlalu berat.
4. Mengidap penyakit arteri koroner, yaitu penyakit yang terjadi ketika adanya penyumbatan aliran darah menuju jantung. Hal ini dapat dipicu oleh kolesterol atau kondisi lain yang dapat mengurangi aliran darah ke jantung.
5. Mengidap serangan jantung, yaitu kondisi yang terjadi ketika aliran darah menuju otot jantung terhambat, sehingga jantung tidak cukup mendapat oksigen yang dibawa oleh darah.
6. Mengidap penyakit katup jantung, yaitu kondisi yang terjadi saat katup jantung tidak dapat bekerja dengan normal. Hal ini dapat disebabkan oleh katup jantung yang menyempit atau bocor, sehingga otot jantung menebal dan melebar.
7. Mengidap penyakit jantung bawaan lahir. Kelainan ini lebih dikenal dengan kelainan jantung kongenital, yang merupakan kelainan struktur jantung yang terjadi sejak lahir.
Sebelum mengalami henti jantung secara mendadak, pengidap biasanya akan mengalami beberapa gejala, seperti nyeri dada, jantung menjadi lebih cepat atau lebih lambat, pusing, sesak nafas tanpa alasan yang jelas, serta kehilangan kesadaran.
Tubuh masing-masing orang menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatanmu, segera hubungi dokter terdekat.
Dapatkah Kita Mencegah Henti Jantung?
Henti jantung mendadak adalah masalah kesehatan yang serius, tapi bukan berarti kita tidak dapat menghindarinya, mencegah selalu lebih baik dari mengobati. Pencegahan ini berkaitan erat dengan perubahan pola hidup menjadi lebih sehat.
1. Tidak merokok
Menurut sejumlah penelitian, kebiasaan merokok yang ringan saja berkaitan dengan peningkatan risiko kematian akibat henti jantung mendadak, terutama pada perempuan. Risiko kematian melonjak 8 persen untuk setiap 5 tahun kebiasaan merokok. Namun untuk menurunkan risiko menjadi sama dengan non-perokok, orang harus berhenti merokok dulu selama 15-20 tahun.
2. Menjaga berat badan dengan mengatur pola makan
Para peneliti di Harvard Medical School, Amerika Serikat, menemukan dalam risetnya bahwa menjaga berat badan ideal adalah salah satu cara meminimalkan risiko henti jantung mendadak. Berat badan berlebih bisa menjadi awal akumulasi risiko henti jantung. Namun upaya mengurangi berat badan di kemudian hari tak bisa menghapus sepenuhnya risiko tersebut.
3. Menghindari konsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi garam
Makanan tanpa garam memang kurang sedap. Makanan berlemak pun cenderung lezat. Namun, guna mencegah henti jantung mendadak, hindari konsumsi kedua bahan pangan itu secara berlebihan.
Satu sendok teh garam sudah cukup sehari. Bagi yang punya faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi, maksimal konsumsi separuhnya. Itu takaran ideal demi menjaga jantung tetap sehat.
4. Olahraga teratur
Olahraga terkenal punya segudang manfaat kesehatan, tak cuma mencegah henti jantung mendadak. Cukup jalan santai beberapa menit tiap hari untuk memelihara kesehatan jantung. Hari ini mungkin cuma 10 menit, besok 20 menit, lusa 30 menit, dan seterusnya sesuai dengan kemampuan. T
api jenis olahraga yang direkomendasikan secara khusus untuk kesehatan jantung adalah aerobik, latihan ketahanan tubuh, serta latihan keseimbangan dan fleksibilitas.
5. Mengelola stress dengan baik
Stres bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah, inflamasi, dan bahkan kadar kolesterol. Semua itu meningkatkan kemungkinan seseorang terkena serangan jantung dan sekaligus henti jantung mendadak.
Sebaiknya kelola stres dengan saksama dengan banyak berpikir positif dan cukup beristirahat. Bila perlu, temui psikolog atau ahli terapi untuk meminta rekomendasi cara mengelola stres dengan baik.
6. Rutin Melakukan Pemeriksaan Kesehatan
Makin dini adanya masalah kesehatan diketahui, makin besar peluang untuk sembuh. Pemeriksaan jantung bisa dilakukan secara tersendiri atau bersama pemeriksaan lain dalam medical check up.
Dokter spesialis jantung akan menjalankan serangkaian pemeriksaan untuk mengetahui kondisi jantung. Bila menemukan risiko henti jantung mendadak, dokter bisa langsung mengambil tindakan pencegahan.