1. Jenis-Jenis Gegar Otak 1. 1. Gegar Otak Ringan. 2. 2. Gegar Otak Sedang. 3. 3. Gegar Otak Berat. 2. Dampak Gegar Otak Ringan 1. 1. Kehilangan Keseimbangan. 2. 2. Sakit Kepala 3. 3. Perdarahan Pada Otak 3. Pertolongan Pertama pada Gegar Otak 1. 1. Berhenti dan istirahat 2. 2. Batasi gerakan kepala dan leher 3. 3. Pantau perubahan perilaku 4. 4. Berkonsultasi dengan dokter
Gegar otak merupakan tipe cedera otak yang paling ringan, namun gegar otak tetap tidak boleh disepelekan. Gejala yang muncul terkadang mirip dengan cedera kepala yang lebih parah, sehingga perlu diwaspadai.
Khususnya pada anak-anak, gegar otak dapat berdampak lebih berbahaya dan berlangsung lebih lama.
Gegar otak terjadi ketika kepala mengalami benturan keras, misalnya akibat pukulan, hantaman benda tumpul, terjatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas, atau cedera saat berolahraga.
Jenis-Jenis Gegar Otak
Berdasarkan tingkat keparahannya, gegar otak bisa dikategorikan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Gegar Otak Ringan.
Gegar otak yang ringan dapat dikenali dari gejala-gejala seperti nyeri kepala ringan, benjolan di kepala, atau rasa pusing yang berlangsung singkat, yaitu kurang dari 15 menit. Selain itu, orang yang mengalami gegar otak yang ringan umumnya tidak mengalami kehilangan kesadaran.
2. Gegar Otak Sedang.
Gegar otak sedang memiliki gejala yang mirip dengan gegar otak ringan, namun dapat berlangsung lebih dari 15 menit. Meskipun demikian, penderita gegar otak sedang umumnya tidak mengalami kehilangan kesadaran dan dapat kembali beraktivitas setelah gejala hilang.
3. Gegar Otak Berat.
Gegar otak berat dapat diketahui dari gejalanya berupa kehilangan kesadaran, bahkan jika hanya dalam beberapa detik.
Selain itu, gegar otak berat dapat menyebabkan sakit kepala yang berbahaya, yaitu sakit kepala yang berlangsung terus-menerus atau semakin parah, serta disertai gejala lain seperti kesulitan menjaga keseimbangan tubuh dan kehilangan ingatan (amnesia).
Dampak Gegar Otak Ringan
Umumnya, gegar otak dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi ingatan, fokus, keseimbangan, dan koordinasi. Tubuh juga dapat menunjukkan tanda-tanda seperti kehilangan ingatan, demam, penurunan aktivitas otak, serta mual dan muntah.
Lalu, bagaimana dengan dampak lebih lanjut dari gegar otak ringan?
1. Kehilangan Keseimbangan.
Kondisi ini terjadi akibat cedera pada salah satu area otak yang bertanggung jawab atas keseimbangan tubuh. Biasanya, ketidakseimbangan terjadi akibat benturan pada area otak bagian belakang yang berfungsi untuk mengendalikan keseimbangan. Pengidap dapat merasakan gejala seperti rasa mual dan pusing.
2. Sakit Kepala
Gegar otak ringan dapat menyebabkan sakit kepala seperti migrain yang terjadi berulang kali. Gejala ini dapat diobati dengan obat pereda nyeri. Jika tidak mendapat pengobatan, sakit kepala atau migrain tersebut dapat lebih sering terjadi.
3. Perdarahan Pada Otak
Gegar otak ringan dapat menyebabkan perdarahan otak dalam kasus yang parah. Perdarahan otak sangat berbahaya karena dapat menyebabkan stroke pada pengidap.
Terdapat banyak dampak lain dari gegar otak ringan, seperti yang dijelaskan oleh National Institutes of Health (NIH) - MedlinePlus, yaitu :
- Mengakibatkan kebingungan, kesulitan berkonsentrasi, atau kesulitan berpikir jernih.
- Menimbulkan kantuk atau sulit bangun.
- Menyebabkan kehilangan kesadaran dalam waktu singkat.
- Menyebabkan hilangnya ingatan dari peristiwa sebelum atau sesudah cedera.
- Menimbulkan mual dan muntah.
- Menyebabkan pengidap merasa seperti "kehilangan waktu".
- Menyebabkan kelainan atau gangguan tidur.Menyebabkan kelainan atau gangguan tidur.
Meskipun gegar otak ringan mungkin tidak berbahaya, namun jika gejala semakin berkembang atau semakin parah, segera cari pertolongan medis.
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai, seperti perubahan tingkat kesadaran, kebingungan yang tidak hilang, kejang, kelemahan otot pada satu atau kedua sisi tubuh, pupil mata yang berbeda ukurannya, gerakan mata yang tidak normal, muntah berulang, kehilangan kesadaran dalam waktu lama atau koma.
Pertolongan Pertama pada Gegar Otak
Berikut adalah beberapa tindakan pertolongan pertama yang bisa dilakukan ketika mengalami atau melihat orang lain mengalami gegar otak atau cedera kepala :
1. Berhenti dan istirahat
Jika kamu mengalami benturan keras pada kepala, penting untuk segera menghentikan aktivitas dan istirahat. Hal ini diperlukan karena otak membutuhkan waktu untuk pulih.
2. Batasi gerakan kepala dan leher
Hindari aktivitas yang dapat memicu gerakan keras pada kepala dan leher selama beberapa minggu ke depan. Selain itu, perhatikan juga risiko cedera pada saraf leher dan tulang belakang yang bisa menyebabkan kelumpuhan. Pastikan kepala dan leher tetap stabil dan tidak tertekuk saat memberikan pertolongan.
3. Pantau perubahan perilaku
Perhatikan adanya perubahan perilaku, terutama pada anak-anak yang mungkin sulit mengungkapkan keluhan mereka. Amati selama minimal 24 jam setelah cedera kepala terjadi.
4. Berkonsultasi dengan dokter
Gunakan obat pereda nyeri seperti paracetamol untuk meredakan nyeri kepala akibat gegar otak. Hindari penggunaan aspirin karena bisa memperburuk perdarahan di dalam otak.
Segera konsultasikan ke dokter jika gejala tidak membaik atau bahkan semakin parah. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang seperti CT-scan atau MRI kepala untuk mengevaluasi kondisi cedera otak.
Gegar otak ringan umumnya bisa sembuh sendiri dan tidak berbahaya. Namun, tetap waspada dan perhatikan gejala yang muncul. Jika gejala tak kunjung sembuh atau justru semakin berat, segera konsultasikan ke dokter.