1. Perbedaan Ketahanan Veneer Komposit dan Porselen 2. Indikasi Veneer Gigi 3. Peringatan Veneer Gigi 4. Prosedur Veneer Gigi5. Risiko Pasang Veneer Gigi1. 1. Warna gigi jadi tidak sama2. 2. Warna veneer tidak dapat diubah3. 3. Masalah pada pemasangan veneer4. 4. Gigi jadi makin sensitif5. 5. Veneer bisa retak6. Cara Merawat Gigi Setelah Pasang Veneer1. 1. Rajin menyikat gigi2. 2. Flossing gigi3. 3. Berkumur menggunakan mouthwash4. 4. Hindari makanan keras dan lengket5. 5. Hentikan kebiasaan menggigit benda6. 6. Rajin periksa ke dokter gigi
Veneer gigi adalah prosedur medis yang bertujuan untuk memperbaiki penampilan gigi seseorang dengan cara menempelkan veneer di bagian depan gigi. Veneer atau cangkang buatan ini akan dibentuk menyerupai bentuk gigi aslinya. Pemasangan veneer bertujuan untuk memperindah gigi dengan cara menutupi kekurangan pada bentuk, warna, panjang, atau ukurannya.
Bahan yang digunakan untuk membuat cangkang bermacam-macam. Veneer berbahan porselen lebih sering menjadi pilihan karena cenderung lebih awet dan tidak memunculkan warna putih yang terlalu mencolok. Veneer ini biasanya dibuat oleh laboratorium. Sedangkan, veneer komposit langsung dikerjakan oleh dokter tanpa menggunakan laboratorium.
Berbeda dengan implant gigi atau crown gigi, veneer hanya menutupi bagian depan gigi saja. Sementara, implan gigi mengganti gigi hingga ke akarnya dan crown gigi menutup seluruh bagian mahkota gigi.
Perbedaan Ketahanan Veneer Komposit dan Porselen
Veneer komposit biasanya lebih murah dan mudah dibuat. Sebelum pemasangan veneer, dokter akan mengambil beberapa struktur gigi agar veneer bisa menempel. Pada veneer komposit, biasanya struktur gigi yang diambil lebih sedikit.
Perlu diketahui bahwa veneer komposit tidak sekuat veneer porselen, bahan komposit lebih mudah pecah dan tidak bertahan lama. Sebab, veneer komposit lebih mudah mengalami perubahan warna yang tentunya bisa membuat kualitas veneer menurun. Veneer komposit umumnya dapat bertahan selama 3-5 tahun atau 5-7 tahun jika dirawat dengan baik.
Berbeda dengan veneer komposit, pemasangan veneer porselen membutuhkan persiapan yang lebih banyak. Tetapi veneer porselen bisa bertahan selama 10-15 tahun. Bahkan, beberapa orang memiliki veneer porselen yang bertahan hingga 25 tahun.
Selain itu, veneer porselen juga menghasilkan tampilan yang lebih alami dan mampu menangkal noda dengan baik. Ketahanan veneer bergantung pada cara perawatnya dan seberapa rutin pasien memeriksakan kondisi veneer ke dokter gigi.
Indikasi Veneer Gigi
Biasanya pasien meminta prosedur veneer gigi untuk memperbaiki penampilan. Dengan veneer, warna gigi dapat menjadi lebih cerah bahkan dapat membuat senyum seseorang lebih simetris. Veneer gigi dapat juga dilakukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi di bawah ini :
- Gigi patah atau rusak
- Rongga antar gigi yang tidak seragam
- Gigi runcing atau berbentuk tidak wajar
- Gigi yang lebih kecil dari gigi sekitarnya
- Gigi kekuningan atau kecoklatan yang tidak dapat dihilangkan dengan pemutih gigi
Peringatan Veneer Gigi
Perlu diingat bahwa prosedur veneer gigi merupakan prosedur irreversible. Artinya, jika selama prosedur veneer perlu dilakukan perubahan bentuk pada gigi, maka perubahan tersebut tidak dapat dikembalikan seperti semula. Selain itu, veneer tidak bisa sembarangan dipasang pada tiap orang.
Berikut beberapa kondisi seseorang tidak dapat melakukan veneer gigi :
- Orang yang giginya tidak sehat, seperti penderita penyakit gusi
- Orang yang enamel giginya sudah tergerus, sehingga tidak bisa dipasang veneer
- Orang yang giginya rapuh karena pembusukan, patah, atau adanya tambalan gigi yang cukup besar
- Orang yang memiliki kebiasaan menggesekkan gigi atas dan bawah (bruxism)
Jika ingin melakukan bleaching gigi, disarankan untuk melakukannya sebelum prosedur veneer gigi. Warna veneer tidak dapat diubah setelah terpasang pada gigi, sehingga penting untuk memastikan warna veneer sesuai dengan warna gigi lainnya sebelum dipasang.
Prosedur Veneer Gigi
Sebelum veneer gigi dilakukan, dokter akan mengevaluasi kondisi gigi dan mulut pasien untuk memastikan tidak ada tanda-tanda penyakit gigi atau gusi. Dokter juga akan melakukan foto Rontgen panoramik gigi untuk memastikan kesehatan gigi.
Setelah kondisi gigi diperiksa, gigi pasien akan digerus terlebih dahulu untuk menghilangkan lapisan enamel gigi. Proses penggerusan ini bisa menggunakan bius lokal atau tanpa bius, tergantung jenis pemasangan veneer gigi yang pasien pilih.
Langkah pertama pemasangan veneer gigi adalah mencocokkan ukuran, bentuk, dan warna gigi dengan veneer gigi yang akan dipasang. Setelah dicocokkan, dokter akan membersihkan permukaan gigi yang akan dipasangi veneer.
Selanjutnya, dokter akan melakukan penggerusan enamel gigi kembali, agar permukaan gigi menjadi kasar, sehingga memudahkan veneer menempel di permukaan gigi dan menempel lebih lama. Veneer kemudian ditempelkan pada gigi menggunakan zat semen khusus agar menempel dengan kuat. Sinar ultraviolet dapat digunakan untuk mempercepat mengeringkan zat semen tersebut.
Umumnya, proses pemasangan veneer ini berlangsung sekitar 30 menit. Jika dirasa sudah menempel dengan baik, dokter akan melakukan pengaturan veneer terakhir untuk memastikan veneer menempel dengan baik dan membuang zat semen yang tersisa.
Dokter juga akan menguji kemampuan menggigit pasien setelah dipasangi veneer. Setelah itu, dokter akan mengatur jadwal kontrol untuk memastikan veneer terpasang dengan baik.
Pemulihan setelah prosedur veneer gigi cenderung lebih cepat. Pasien yang sudah menjalani pemasangan veneer gigi biasanya juga dapat langsung makan atau minum secara normal.
Risiko Pasang Veneer Gigi
Selain menawarkan manfaat, perawatan gigi satu ini nyatanya juga dapat menimbulkan risiko. Berikut adalah beberapa risiko pasang veneer gigi yang dapat terjadi :
1. Warna gigi jadi tidak sama
Warna veneer gigi tergantung dari berbagai faktor, salah satunya adalah warna alami gigi pasien. Warna alami gigi akan menentukan warna dan jenis zat veneer apa yang akan dipasang. Nah, pemasangan ini dapat menimbulkan perubahan warna atau munculnya noda pada tepian gigi. Biasanya hal ini terjadi karena adanya masalah kelembapan saat dokter memasang veneer.
2. Warna veneer tidak dapat diubah
Dokter tidak dapat mengubah atau memperbaiki warna veneer setelah dipasang. Sementara, warna asli veneer biasanya bertahan dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah pemasangan.
3. Masalah pada pemasangan veneer
Jika posisi lapisan veneer tidak sesuai justru dapat memicu kerusakan gigi, dan kondisi ini juga dapat menyebabkan pembusukan pada bagian luar tepi veneer. Lapisan veneer dapat menjadi berlendir atau kasar, sehingga akan sulit membersihkan gigi dan menyebabkan gusi lebih rentan iritasi.
4. Gigi jadi makin sensitif
Memasang veneer gigi mengharuskan dokter untuk mengikis enamel dari permukaan gigi. Lapisan enamel yang terpaksa dikikis ini dapat membuat gigi menjadi sensitif setelahnya. Dalam kasus yang parah, kondisi ini juga dapat mematikan jaringan gigi.
5. Veneer bisa retak
Gigi yang dipasang veneer bisa rusak ketika menggigit atau mengunyah benda keras seperti es, pensil atau bahkan kuku jari. Hal semacam itu bisa memberi tekanan terlalu banyak pada lapisan veneer sehingga membuatnya longgar atau rontok.
Cara Merawat Gigi Setelah Pasang Veneer
Supaya lapisan veneer yang menyelimuti gigi dapat bertahan lama, berikut beberapa perawatan yang harus dilakukan :
1. Rajin menyikat gigi
Meski prosedur ini dapat membuat gigi putih cemerlang, pasien harus tetap rajin menyikat gigi. Kebersihan gigi yang buruk dapat memengaruhi kualitas lapisan veneer yang menempel di permukaan gigi. Jarang menyikat gigi juga akan masalah penyakit gigi lainnya.
2. Flossing gigi
Guna memastikan gigi benar-benar bersih dan bebas noda, jangan lupa melakukan flossing. Flossing dapat membersihkan plak dan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi.
3. Berkumur menggunakan mouthwash
Obat kumur dapat membantu membersihkan sisa makanan yang menempel di permukaan. Tak hanya itu, obat kumur juga efektif untuk melawan bakteri yang bersarang di mulut dan menyegarkan pernapasan.
4. Hindari makanan keras dan lengket
Sejumlah makanan dapat menyebabkan lapisan veneer rusak dan bahkan pecah karena teksturnya yang keras atau lengket.
5. Hentikan kebiasaan menggigit benda
Pasien tidak boleh membuka botol minum atau menggigit kemasan plastik menggunakan gigi. Kedua hal tersebut dapat mengikis lapisan veneer. Pada prinsipnya, harus menghindari semua hal yang bisa merusak gigi asli. Pasalnya, apa pun yang bisa merusak gigi asli juga bisa merusak veneer.
6. Rajin periksa ke dokter gigi
Dengan pemeriksaan rutin, dokter dapat memastikan bahwa kondisi veneer dan gigi anda dalam keadaan baik dan sehat. Bila sewaktu-waktu dokter menemukan masalah pada gigi, dokter dapat segera menentukan perawatan yang tepat.