Diet raw vegan berbeda dengan konsep vegetarian, pada penerapan raw vegan melarang semua produk hewani, termasuk daging, telur, dan susu.
Jika dilakukan dengan tepat, diet vegan terbukti bisa membawa banyak manfaat. Salah satu manfaat yang paling menonjol dari metode diet ini adalah mampu menurunkan berat badan secara efektif.
Namun setelah membahas tentang pola diet raw vegan yang berisiko bagi beberapa orang, konsep raw vegan yang tidak dijaga dengan kesadaran kebersihan mulut, juga akan meningkatkan risiko penyakit gigi dan gusi, karena kecenderungan tak mengonsumsi produk hewani sama sekali.
Faktanya, diet vegan yang dilakukan sembarangan berisiko lebih tinggi menyebabkan kekurangan vitamin D dan gizi penting lainnya. Hal ini dapat menjadi faktor risiko berbagai jenis kanker, diabetes, masalah muskuloskeletal, dan kesehatan mulut.
Menurut drg. Wiena Manggala Putri, diperlukan nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan gigi. Beberapa nutrisi yang dimaksud, seperti kalsium, vitamin D, dan B12. Nutrisi serta vitamin inilah yang tergolong sulit dipenuhi dengan pola makan vegan.
“Orang yang diet vegan cenderung menghindari produk susu. Padahal, susu mengandung kalsium yang baik untuk mendukung kesehatan gigi. Kekurangan kalsium dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi dan jaringan periodontal,” ucap drg. Wiena.
Dilansir dari British Dental Nurses Journal, pola makan vegan juga dapat membuat seseorang tidak mendapatkan vitamin B12 yang cukup. Kekurangan vitamin tersebut telah dikaitkan dengan kesehatan periodontal yang buruk.
Kondisi diperparah, karena pegiat diet vegan umumnya juga mengganti produk susu dan daging dengan mengonsumsi lebih banyak buah yang mengandung gula alami. Hal ini pada akhirnya dapat melipatgandakan risiko kerusakan gigi.
Tak berhenti di situ, sebagian orang yang hanya mengonsumsi produk nabati juga cenderung makan camilan untuk mengganjal rasa lapar. Apabila camilan tersebut mengandung gula tinggi, risiko pembentukan plak gigi tak bisa dihindari lagi. Terbukti bahwa diet vegan memang bisa meningkatkan risiko masalah pada kesehatan gigi.
Namun, apabila diimbangi dengan menjaga kebersihan gigi dan kesehatan mulut, serta konsultasi dengan ahli nutrisi dan dokter gigi, masalah tersebut tentu dapat dihindari. Intinya, orang-orang yang lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan gigi adalah pegiat diet vegan yang tidak melakukan pola makan tersebut dengan benar atau tanpa pengawasan ahli nutrisi.
Risiko Diet Vegan Bagi Gigi
Diet vegan menghilangkan beberapa sumber nutrisi dari menu konsumsi, sehingga orang yang hendak menjalankan diet vegan perlu merencanakan menu dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya defisiensi atau kekurangan nutrisi.
Hal ini dapat dikonsulkasikan dengan dokter atau ahli gizi sehingga diet vegan terencana dengan baik, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Studi menunjukkan bahwa orang yang menjalani diet vegan memiliki kadar nutrisi tertentu dalam darah yang tidak mencukupi, antara lain vitamin B12, vitamin D, omega-3 rantai panjang, iodium, zat besi, kalsium, dan zinc.
Kekurangan nutrisi tersebut dapat menimbulkan gangguan. Pada orang-orang tertentu seperti anak-anak dan ibu mengandung, yang membutuhkan nutrisi dalam jumlah tinggi, kekurangan nutrisi dapat menimbulkan risiko lebih.
Berikut beberapa risiko yang terkait dengan kebutuhan nutrisi untuk kesehatan mulut dan gigi yang tidak didapat oleh vegan :
1. Kalsium
Kalsium berperan penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Umumnya, kalsium diperoleh dari sumber hewani seperti susu. Sementara menu vegan seperti buah dan sayuran mengandung kalium dan magnesium yang cukup banyak, yang mana dapat menurunkan penyerapan kalsium tulang.
2. Vitamin D
Vitamin D berfungsi melindungi melawan kanker dan beberapa kondisi kesehatan kronis. Vitamin D juga membantu memperkuat tulang dan gigi. Pemaparan terhadap sinar matahari yang cukup dapat memenuhi kebutuhan vitamin D tubuh.
Namun orang-orang yang tidak terpapar sinar matahari dan terbatas dalam konsumsi vitamin D, berisiko mengalami defisiensi. Vitamin D (kolekalsiferol) yang biasa digunakan sebagai suplemen biasanya diturunkan dari lanolin dan minyak ikan.
3. Protein
Diet vegan yang tidak direncanakan dengan baik dapat mengarah pada defisiensi protein. Gigi juga memerlukan asam amino yang terdapat pada protein untuk membuat enamel gigi tetap sehat dan kuat. Misalnya pada orang-orang yang hanya mengkonsumsi ubi-ibuan, serta tidak atau kurang konsumsi sumber protein seperti kacang-kacangan.
Penanganan Risiko Diet Vegan
Jika mengalami kesulitan untuk memenuhi nutrisi tertentu dapat diperoleh dengan mengkonsumsi suplemen. Berikut beberapa cara untuk menangani beberapa risiko di atas :
1. Kalsium
Sayuran berdaun hijau yang rendah kandungan oksalat, seperti brokoli, kubis, dan kol, cenderung tinggi kalsium dan vitamin K. Studi menunjukkan bahwa vegan yang mengkonsumsi lebih dari 535 mg kalsium per hari tidak menunjukkan keretakan tulang yang lebih tinggi dari omnivora.
2. Vitamin D
Sebuah studi menunjukkan bahwa vegan memiliki konsentrasi vitamin yang lebih rendah, terutama selama musim dingin. Hal ini dapat diatasi dengan konsumsi vitamin D vegan, dosis yang dianjurkan sebesar 25 mikrogram atau 1.000 IU per hari untuk orang-orang yang tidak mendapatkan paparan sinar matahari mencukupi.
3. Protein
Bahan nabati yang kaya protein meliputi kacang kapri, miju-miju, dan kacang polong. Untuk menghindari defisiensi protein, dianjurkan untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan, tidak hanya sumber karbohidrat saja. Untuk memastikan kebutuhan nutrisi tercukupi dalam menjalani diet vegan ada baiknya untuk mengkonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Penanganan Alami Masalah Sakit Gigi
Apabila masalah sakit gigi datang dan tak bisa dihindari, percayakan solusinya hanya pada Gumafixa. Seperti tujuan para vegan yang hanya mengambil manfaat dari tumbuhan yang disediakan alam, Gumafixa memberikan pengobatan herbal yang aman bagi tubuh.
Kandungan minyak cengkeh dan peppermint yang telah dipercaya sebagai pengobatan alami sejak zaman dahulu, telah digunakan sebagai pilihan terbaik mengobati sakit gigi. Kini kandungan alami tersebut dikemas dalam Gumafixa - obat sakit gigi herbal pertama di Indonesia yang telah ber-BPOM.
Tentunya Fixas juga akan berpikir dua kali untuk mengonsumsi pereda nyeri alami berbahan kimia, apabila sakit gigi berulang kali datang kembali. Efek samping dari obat-obatan kimia tersebut seperti yang kita ketahui dapat berbahaya untuk kesehatan hati, ginjal, dan fungsi tubuh yang lain.
Bila Fixas lebih memilih pereda nyeri kimia biasanya karena efek obat-obatan tersebut lebih cepat bekerja. Tapi ingat bahwa mereka hanya meredakan nyeri sesaat, rasa sakit akan datang kembali lagi dan lagi bila tidak diobati dengan benar.
Untuk itulah Gumafixa hadir dan diformulasikan khusus agar aman untuk tubuh, dan cepat mengatasi rasa nyeri dalam hitungan menit, juga tanpa efek samping! Gumafixa aman dikonsumsi anak-anak mulai usia 3 tahun hingga usia lansia.
Jangan lewatkan juga Mega Sale 9.9 tiga hari lagi, karena seperti biasa Fixas dapat mendapatkan berbagai promo menarik dari Fixaherba! Yup! Mulai dari gratis ongkir, hingga diskon 50%!!
Jadi ikuti terus konten dan sosial media kami, dan dapatkan informasi berbagai promo dari Fixaherba Official Store! Follow kami di @fixaherba , ada voucher khusus untuk follower juga loh Fixas!