Pada tanggal 17 Mei, kita merayakan Hari Hipertensi Sedunia, sebuah hari yang ditujukan untuk menyoroti pentingnya memantau tekanan darah dan meningkatkan kesadaran global terhadap 1 miliar orang yang hidup dengan tekanan darah tinggi di seluruh dunia.
Apa Itu Hipertensi??
Tekanan darah tinggi adalah kondisi umum yang mempengaruhi arteri tubuh, yang disebut juga hipertensi. Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
Tekanan sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung berelaksasi sebelum kembali memompa darah.
Hipertensi terjadi saat tekanan darah sistolik melebihi 130 mmHg dan tekanan diastolik melampaui 80 mmHg. Jika tekanan darah melewati batas ini, hal tersebut merupakan keadaan yang berisiko tinggi dan memerlukan penanganan segera.
Gejala Hipertensi
Seseorang dengan hipertensi mungkin tidak menyadari adanya gejala apa pun. Sementara pada kasus yang jarang terjadi dan parah, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan :
- Berkeringat
- Anxitey
- Sulit tidur
- Wajah memerah
- Namun, sebagian besar orang dengan hipertensi dapat tidak mengalami gejala sama sekali.
Jika tekanan darah tinggi berubah menjadi krisis hipertensi, seseorang dapat mengalami sakit kepala dan mimisan. Dan bila tidak diobati, tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan masalah kesehatan serius lainnya.
Mengukur Tekanan Darah
Mengalami tekanan darah tinggi untuk sementara waktu dapat menjadi respons normal tubuh dalam banyak situasi. Stres akut dan olahraga intens, misalnya, dapat sementara meningkatkan tekanan darah pada seseorang yang sehat secara umum.
Oleh karena itu, untuk mendiagnosis hipertensi diperlukan beberapa kali pengukuran yang menunjukkan adanya tekanan darah tinggi yang berlangsung dari waktu ke waktu.
Penting untuk memeriksa tekanan darah setidaknya setiap dua tahun sekali mulai dari usia 18 tahun. Beberapa orang mungkin memerlukan pemeriksaan lebih sering.
Apa Yang Menyebabkan Hipertensi?
Penyebab hipertensi dapat bervariasi dan seringkali tidak diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan hipertensi.
Hipertensi Primer
Tekanan darah tinggi yang bukan disebabkan oleh penyakit lain atau tidak memiliki penyebab yang jelas, dikenal sebagai hipertensi primer atau esensial. Faktor-faktor yang dapat berperan dalam perkembangan hipertensi primer meliputi :
- Faktor genetik atau riwayat keluarga
- Gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan yang tinggi garam, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan merokok
- Faktor umur, risiko hipertensi cenderung meningkat seiring bertambahnya usia
Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang memiliki penyebab khusus dan merupakan komplikasi dari masalah kesehatan lainnya.
Penyakit ginjal kronis (CKD) adalah penyebab umum tekanan darah tinggi, karena ginjal tidak lagi menyaring cairan dengan baik. Kelebihan cairan ini menyebabkan hipertensi. Hipertensi juga dapat menyebabkan CKD.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder termasuk :
- Penyakit endokrin, atau gangguan hormonal
- Penyakit pembuluh darah, penyempitan atau kerusakan pada pembuluh darah
- Obstruksi saluran darah, penyempitan saluran darah akibat tumor, penyakit pembuluh darah perifer, atau penyakit pembuluh darah ginjal
- Obat-obatan, seperti kontrasepsi hormonal, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), obat dekongestan, serta obat-obatan tertentu untuk gangguan saraf
Penting untuk diketahui bahwa hipertensi sekunder biasanya dapat diatasi dengan mengobati atau mengatasi kondisi yang mendasarinya.
Pengobatan Hipertensi
Tekanan darah tinggi dapat dikendalikan melalui perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Namun, dalam beberapa kasus, perubahan gaya hidup perlu didukung dengan penggunaan obat antihipertensi.
Keputusan penggunaan obat antihipertensi didasarkan pada tingkat tekanan darah pasien dan risiko komplikasi yang dapat terjadi, seperti stroke atau serangan jantung.
Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang dapat digunakan untuk mengatasi hipertensi :
1. Olahraga teratur
Kita perlu berolahraga 5 kali seminggu. Contohnya adalah berjalan, jogging, bersepeda, berenang. Latihan kekuatan juga dapat menurunkan tekanan darah pada hipertensi.
2. Pengurangan stress
Menghindari atau mengelola stres membantu mengendalikan tekanan darah. Teknik relaksasi seperti meditasi, mandi air hangat, yoga, dan jalan santai juga bisa membantu.
Hindari mengonsumsi alkohol, merokok, dan obat-obatan rekreasional sebagai cara mengatasi stres, karena hal tersebut dapat meningkatkan tekanan darah dan komplikasi hipertensi, kondisi jantung yang serius, serta masalah kesehatan lainnya.
3. Obat-obatan
Penderita hipertensi perlu mengonsumsi obat secara teratur atau seumur hidup. Dokter bisa mengurangi dosis atau menghentikan obat jika tekanan darah terkendali dengan perubahan gaya hidup. Beberapa jenis obat yang sering digunakan untuk mengatasi hipertensi adalah :
- Diuretik,
- Antagonis kalsium,
- Penghambat Beta,
- Penghambat Alfa,
- ACE inhibitor,
- Diuretik hemat kalium,
- Angiotensin-2 receptor blocker (ARB),
- Penghambat renin,
- Vasodilator.
4. Diet & Menjaga berat badan
Mengurangi garam, makan lebih banyak buah dan sayur, serta mengurangi lemak jenuh. Batasi konsumsi lemak trans, minyak nabati hidrogenasi, lemak hewani, dan makanan cepat saji. Menjaga berat badan ideal juga membantu menurunkan tekanan darah.