1. Risiko Pemasangan Kawat Gigi1. 1. Rasa Tidak Nyaman dan Nyeri 2. 2. Resorpsi Akar 3. 3. Perubahan Warna pada Gigi 4. 4. Penyakit periodontal 5. 5. Kerusakan Gigi 6. 6. Mengalami Cedera 7. 7. Gigi Kembali Lagi ke Bentuk Semula 8. 8. Risiko Memakai Behel Saat Dewasa 2. Perawatan Setelah Pemasangan Kawat Gigi 1. 1. Hati-hati Memilih Makanan2. 2. Hindari Kebiasaan Buruk yang Merusak Gigi 3. 3. Bersihkan Sela-sela Kawat Gigi Setelah Makan4. 4. Flossing / Menggunakan Benang Gigi5. 5. Kontrol Rutin
Adakah di antara Fixas yang memakai kawat gigi? Atau pernahkan Fixas dianjurkan oleh dokte untuk memasang kawat gigi?
Kawat gigi merupakan salah satu metode perawatan gigi yang membantu memperbaiki susunan gigi yang tida rata atau posisi rahang yang tidak benar.
Secara umum, kawat gigi digunakan untuk memperbaiki berbagai kondisi berikut ini :
- Jarak antargigi yang terlalu renggang
- Gigi yang berdesakan atau menumpuk
- Gigi bagian depan pada rahang atas tumbuh lebih ke depan atau ke belakang
- Masalah pada rahang, misalnya posisi rahang kurang tepat
Risiko Pemasangan Kawat Gigi
Pemasangan kawat gigi pantang dilakukan sembarangan. Karena seperti metode perawatan lainnya, pemasangan kawat gigi juga tetap memiliki beberapa risiko. Tidak semua permasalahan pada gigi dan mulut, harus diselesaikan dengan melakukan salah satu perawatan ortodontik ini.
Untuk itu sebelum memilih prosedur pemasangan kawat gigi, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter gigi professional, dan Fixas juga dapat memilih dari rekomendasi dokter gigi yang terpercaya.
Berikut beberapa risiko pemasangan kawat gigi :
1. Rasa Tidak Nyaman dan Nyeri
Secara umum, gigi mungkin akan terasa sedikit sakit, sedikit longgar, dan kurang memiliki tenaga untuk menggigit pada beberapa hari pertama penggunaan. Bagian dari behel pun dapat menggesek bibir, pipi, atau lidah sehingga menyebabkan nyeri. Umumnya, rasa nyeri ini timbul pada hari kedua setelah pemasangan.
Tak hanya itu, biasanya nyeri pada gigi depan lebih terasa dibandingkan gigi belakang. Terkadang, ada pula yang sampai mengalami sariawan. Selain itu, Produksi air liur juga akan meningkat dan mungkin menyebabkan agak sedikit sulit saat berbicara. Biasanya dokter gigi akan memberikan beberapa obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
2. Resorpsi Akar
Resorpsi akar adalah pemendekan akar gigi. Resorpsi akar dapat melibatkan sejumlah gigi yang dianggap sebagai “konsekuensi” dari perawatan ortodontik. Beberapa pasien ortodontik cenderung memiliki masalah ini. Perubahan pada panjang akar ini merupakan hal yang normal dalam perawatan ortodontik dan biasanya tidak menyebabkan efek buruk jangka panjang pada mulut yang sehat.
Namun hal ini bisa juga makin parah jika pasien mengalami penyakit periodontal. Penyakit ini melemahkan tulang dan jaringan yang mengelilingi dan melindungi gigi, yang jika tidak ditangani tentunya dapat mengganggu dukungan penyangga gigi, sehingga pasien dapat kehilangan gigi tersebut.
3. Perubahan Warna pada Gigi
Behel kerap dituduh sebagai dalang dari memudarnya warna gigi. Kondisi ini terjadi terutama pada kawat gigi yang tidak bisa dilepas pasang. Padahal, penyebab gigi kuning bukanlah behel yang dikenakan.
Tapi bagaimana cara anda membersihkan gigi ketika memakai behel merupakan faktor utama yang dapat berpengaruh pada tampilan gigi anda. Gigi kuning disebabkan oleh penumpukan plak dari sisa makanan yang terperangkap di sela-sela kawat dan bracket behel.
Plak merupakan lapisan bakteri tidak berwarna yang mulai terbentuk pada gigi saat anda makan dan minum. Jika tidak dibersihkan, plak akan mengeras menjadi karang gigi atau tartar yang dapat terbentuk dalam 24 jam. Tartar inilah yang membuat gigi akan terlihat kuning atau coklat seperti bernoda.
4. Penyakit periodontal
Komplikasi penyakit periodontal juga merupakan salah satu dampak negatif penggunaan kawat gigi yang tak jarang terjadi. Kondisi ini merupakan akibat dari pemeliharaan kebersihan mulut yang kurang baik. Ini bisa saja disebabkan oleh sulitnya membersihkan bagian sela gigi atau yang dekat dengan kawat. Sehingga, sisa makanan masih tertinggal dan terjadilah akumulasi plak.
5. Kerusakan Gigi
Kerusakan gigi seperti lesi karies dapat meningkat pada pemakaian kawat gigi. Umumnya ditemukan sebagai lesi white spot. Kondisi ini terjadi akibat penumpukan bakteri, terutama pada bagian yang sulit untuk dibersihkan. Kondisi ini bisa makin parah apabila pemakaian kawat gigi terlalu lama, yang memungkinkan kerusakan gigi lebih besar.
6. Mengalami Cedera
Karena kawat gigi menutupi gigi, maka benturan atau pukulan yang mengenai mulut dapat menggores bagian dalam bibir atau pipi anda. Kawat dan bracket yang longgar atau rusak dapat menggores serta mengiritasi pipi bagian dalam, gusi, atau bibir. Ikuti saran dokter gigi anda untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya cedera.
7. Gigi Kembali Lagi ke Bentuk Semula
Jika pasien tidak mengikuti petunjuk dokter gigi dengan hati-hati setelah kawat gigi dilepas, seperti ketika pasien tidak mengikuti anjuran untuk memakai retainer, pasien mungkin akan kehilangan beberapa perbaikan yang diperoleh selama memakai kawat gigi. Gigi bisa kembali berantakan jika anjuran perawatan setelah behel dilepas tidak diikuti.
8. Risiko Memakai Behel Saat Dewasa
Bila dokter menemui masalah pada tulang penyokong gigi saat anda dewasa, anda perlu dioperasi dulu sebelum memasang behel. Ini karena pertumbuhan tulang rahang umumnya telah berhenti pada usia dewasa. Orang dewasa kemungkinan besar butuh waktu lebih lama dalam menggunakan kawat gigi ketimbang anak kecil atau remaja.
Meski begitu, jangka waktu pemakaian behel pada sesama orang dewasa bisa juga berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kondisi gigi dan bagaimana pasien merawat gigi selama dipasang behel. Di sisi lain, risiko pasien terkena berbagai masalah mulut cenderung semakin besar seiring bertambahnya umur.
Perawatan Setelah Pemasangan Kawat Gigi
Berbagai risiko di atas masih dapat dihindari bila pasien mengikuti anjuran dokter dan menjaga kesehatan gigi, seperti :
1. Hati-hati Memilih Makanan
Mengonsumsi makanan yang salah dapat merusak kawat gigi. Selama beberapa hari pertama, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang lunak dan halus. Potong kecil-kecil makanan agar lebih mudah untuk dikunyah.
Beberapa makanan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi ketika menggunakan kawat gigi karena dapat merusaknya adalah makanan yang keras, kenyal, lengket, dan perlu digigit. Contohnya permen karet, sangat tidak dianjurkan karena dapat melekat pada kawat gigi.
2. Hindari Kebiasaan Buruk yang Merusak Gigi
Kebiasaan seperti menggigit kuku atau menggigit pensil, perlu dihentikan karena selain merusak gigi, juga dapat mengganggu kawat gigi yang baru dipasang.
3. Bersihkan Sela-sela Kawat Gigi Setelah Makan
Penting bagi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi anda. Selalu sikat gigi setiap selesai makan untuk menghindari adanya makanan yang terselip di kawat gigi. Waktu yang tepat untuk sikat gigi adalah 1 jam setelah makan.
4. Flossing / Menggunakan Benang Gigi
Membersihkan gigi saat anda sedang menggunakan kawat gigi dengan benang gigi sangat diharuskan. Sebab, risiko menumpuknya plak dan kotoran akan lebih mudah terjadi saat anda menggunakan kawat gigi daripada tidak. Setiap hari, sebaiknya bersihkan gigi selama 10-15 menit, dari gosok gigi dan juga ditambah dengan penggunaan benang gigi.
Membersihkan gigi dengan flossing diperbolehkan setiap hari, guna mencegah penumpukan plak di mulut. Benang gigi juga tidak bisa digantikan fungsinya dengan cara lain, seperti obat kumur.
5. Kontrol Rutin
Selalu kontrol ke dokter gigi anda secara berkala untuk melihat perkembangan dan memperbaiki kawat gigi yang mulai longgar. Dianjurkan untuk kontrol setiap 3-10 minggu tergantung dari jenis kawat gigi yang dipakai dan anjuran dokter gigi anda.