Apakah waktu tidur berarti waktunya menggertakkan gigi untuk anak anda?
Sekitar 15% hingga 33% anak-anak akan menggemeretakkan giginya. Anak-anak yang menggemeretakkan giginya cenderung melakukannya pada dua masa, pertama ketika gigi susu mereka muncul dan kedua ketika gigi permanen mereka tumbuh. Sebagian besar anak-anak kehilangan kebiasaan menggertakkan gigi ini setelah dua set giginya telah sepenuhnya tumbuh.
Umumnya kebiasaan menggertakkan gigi (juga disebut "bruxism") terjadi ketika anak-anak tertidur. Karena itulah sulit bagi mereka untuk mengetahui hal itu terjadi. Untungnya, orang tua dapat membantu si kecil dengan mempelajari cara mengenali menggertakkan gigi dan cara mengatasinya.
Mengidentifikasi Bruxism
Pada kebiasaan menggertakkan gigi, setiap anak memiliki pengalaman yang berbeda. Beberapa anak tidak menunjukkan gejala apa pun, tetapi dalam kasus lain, bruxism dapat menyebabkan gigi terkikis atau enamel gigi menjadi aus.
Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit saat mengunyah dan meningkatkan rasa sensivitas gigi terhadap panas dan dingin. Selain itu, anak-anak dapat mengalami sakit kepala atau sakit telinga, dan dalam kasus yang parah juga berisiko nyeri rahang yang mengakibatkan sulit untuk mengunyah atau membuka mulut.
Mendengarkan dan mengamati saat anak tidur adalah salah satu cara untuk mendeteksi gertakan gigi. Karena terdengar suara gesekan gigi, bruxism mudah dibedakan dari suara lain ketika tidur.
Jika Moms melihat gejala yang berefek pada gigi si kecil, jadwalkan janji temu dengan dokter gigi untuk mendapatkan diagnosis dan memilih perawatan sedini mungkin. Mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan rutin juga dapat memberikan dokter kesempatan untuk mengidentifikasi tanda-tanda bruxism seperti patah gigi atau kerusakan gigi lainnya.
Mengapa Menggertakkan Gigi Berbahaya?
Dalam beberapa kasus, bruxism kronis dapat menyebabkan gigi patah, kendur, bahkan gigi tanggal. Ketika kondisi ini terjadi, perawatan jembatan gigi, mahkota, saluran akar, implan, serta gigi palsu mungkin diperlukan.
Bruxism yang parah tidak hanya dapat merusak gigi dan menyebabkan gigi tanggal, tetapi juga dapat mempengaruhi rahang, dan bahkan dapat mengubah penampilan wajah.
Bantu Si Kecil Berhenti Menggeretakan Gigi
Untuk menghentikan kebiasaan bruxism, perlu untuk mengidentifikasi akar penyebabnya. Beberapa faktor dapat menyebabkan bruxism, termasuk stres, kecemasan, hiperaktif, reaksi terhadap pengobatan, ketidaksejajaran gigi, dan sumber nyeri apa pun seperti nyeri saat awal gigi tumbuh, cedera gigi, dan banyak lagi.
Anak-anak sering berhenti menggertakkan gigi mereka ketika faktor-faktor ini menghilang atau ketika gigi dewasa / permanen mereka tumbuh. Namun, beberapa anak masih mempertahankan kebiasaan tersebut hingga remaja.
Kebiasaan menggertakkan gigi pada gigi susu memang jarang menimbulkan masalah. Namun, kebiasaan menggertakkan gigi tetap dapat menyebabkan nyeri rahang, sakit kepala, keausan pada gigi, dan lainnya.
Jika ini terjadi pada anak anda, Moms memiliki beberapa pilihan. Dokter gigi si kecil mungkin akan merekomendasikan night guard / mouth guard untuk menjaga gigi, biasanya disebut sebagai “penjaga oklusal”.
Waspadai indikator umum stres seperti perubahan perilaku, kesulitan tidur, dan perubahan nafsu makan. Jika bruxism pada anak adalah akibat dari stres, cobalah untuk mengidentifikasi dan mengatasi stresor tersebut dengan mendiskusikannya langsung dengan anak anda.
Selain itu, Moms dapat membantu dengan beberapa langkah yang dapat menenangkan pada waktu tidur siang dan waktu tidur malam hari, antara lain :
- Hindari memberi anak kafein, terutama sebelum tidur.
- Tentukan 10 sampai 30 menit untuk membangun rutinitas sebelum tidur, seperti kegiatan yang menenangkan misalnya membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan.
- Matikan elektronik untuk memberi anak waktu yang cukup untuk bersantai dan bersiap untuk tidur. National Sleep Foundation menyarankan waktu untuk mematikan perangkat digital 30 menit hingga dua jam sebelum tidur siang atau waktu tidur malam.
- Kurangi stressor anak, terutama sebelum tidur.
- Cobalah pijat dan latihan peregangan untuk mengendurkan otot.
- Pastikan makanan yang dikonsumsi anak mengandung banyak air. Dehidrasi juga dapat menyebabkan bruxism.
- Mintalah dokter gigi anak untuk memantau gigi si kecil jika mereka menunjukkan gejala bruxism.
Dengan mengetahui apa yang harus dilakukan dan bekerja sama dengan dokter gigi si kecil, Moms dapat membantu anak-anak untuk berhenti menggertakkan gigi dan kembali tidur dengan tenang.