26 Juli 2022 3:22 pm

Benarkah Ruben Onsu Didiagnosis Empty Sella Syndrome?! Lihat Bagaimana Gejalanya!

Benarkah Ruben Onsu Didiagnosis Empty Sella Syndrome?! Lihat Bagaimana Gejalanya!
Presenter Ruben Onsu baru-baru ini diberitakan bahwa kesehatannya memburuk, setelah dilakukan pemeriksaan pada otaknya, Ruben mengatakan terdapat bercak putih pada otaknya.

“Jadi Empty Sella Syndrome ada beberapa tingkat. Ada yang enggak kuat suhu dingin, ada yang penglihatannya makin lama kayak, orang pakai kontak lensa, enggak bisa lama,” tutur Ruben.

Apa Itu Empty Sella Syndrome?


-

Empty sella syndrome merupakan gangguan langka yang berhubungan dengan bagian tengkorak, yang terjadi pada sella tursika, yaitu struktur tulang yang terletak di bagian dasar tulang tengkorak dan berfungsi untuk melindungi kelenjar pituitari.

Kelenjar pituitary sendiri memiliki peran yang penting, yaitu menghasilkan hormon untuk mengatur beragam fungsi organ tubuh. Bila empty sella syndrome tidak ditangani sesegera mungkin, produksi dan kerja hormon tertentu bisa terganggu.

kelenjar pituitary
kelenjar pituitary

Penyakit ini memang salah satu penyakit yang langka, karena penyebab pasti dari penyakit ini juga belum diketahui. Namun, penyakit ini disinyalir dikarenakan oleh cacat yang sudah terjadi sejak lahir.

Gejala Empty Sella Syndrome


Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), gejala penyakit ini pada beberapa orang tidak dapat dirasakan. Gejala baru muncul bila kelenjar pituitari mengalami penyusutan yang kemudian memicu ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.

Oleh karena itu, setiap penderita empty sella syndrome bisa saja merasakan gejala yang berbeda karena bergantung pada hormon apa yang dipengaruhi. Beberapa gejala dari empty sella syndrom yang biasanya muncul adalah :
  • Sering kelelahan
  • Sakit kepala kronis
  • Penurunan kualitas penglihatan
  • Mata kering
  • Tekanan darah tinggi
  • Penurunan gairah seksual
  • Gangguan menstruasi pada wanita
  • Impotensi pada pria
  • Interfilitas
  • Keluar airan jernih dan tidak berbau dari hidung

Penyebab ESS


Menurut penelitian yang dimuat Indian Journal of Clinical Biochemistry, sekitar 8-35 persen populasi dunia mengalami Empty Sella, namun hanya kurang dari 1 persen Empty Sella yang mengarah ke Empty Sella Syndrome.

Berdasarkan penyebabnya ESS dibagi menjadi dua :

Empty sella syndrome primer


Penyebab empty sella syndrome primer belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini kerap dikaitkan dengan cacat anatomi kecil (cacat lahir) yang menyebabkan adanya sobekan kecil pada lapisan pembungkus otak.

Kondisi ini akhirnya membuat cairan dalam otak atau serebrospinal bocor dan masuk ke dalam sella tursika, sehingga menyebabkan kelenjar pituitari menyusut atau menjadi rata dan tidak berfungsi secara normal.

Ketika kelenjar pituitary menyusut, ia tidak dapat terdeteksi pada pemeriksaan MRI, hal ini yang membuat area dari kelenjar tersebut terlihat seperti sella yang kosong. Seseorang dengan ESS Primer yang mungkin memiliki kadar hormon prolaktin tinggi, dapat mengganggu fungsi testis dan ovarium.

Empty sella syndrome sekunder


ESS Sekunder terjadi dikarenakan oleh hasil kemunduran/mengecilnya kelenjar pituitari di dalam rongga. Seseorang dengan ESS Sekunder dapat memiliki gejala hilangnya fungsi hipofisis.

Seperti, berhentinya periode menstruasi, infertilitas, kelelahan, dan stress. Pada anak-anak, ESS dapat menyebabkan kekurangan hormon pertumbuhan, tumor hipofisis, atau disfungsi kelenjar pituitari.

Berikut beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan pada sella tursika atau kelenjar pituitary :
  • Cedera kepala akibat benturan keras atau kecelakaan
  • Terapi radiasi di area kepala
  • Riwayat operasi di bagian kepala
  • Tumor otak
  • Infeksi otak atau ensefalitis
  • Sindrom Sheehan

Diagnosis ESS


Diagnosis empty sella syndrome diidentifikasi berdasarkan karakteristik gejalanya, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien serta keluarga, pemeriksaan fisik serta penunjang.

Pemeriksaan penunjang akan meliputi tes darah untuk mendeteksi kadar hormon tertentu, serta CT scan atau MRI kepala untuk menilai keadaan sella tursika dan kelenjar pituitari.

Cara Mengobati Empty Sella Syndrome?


Bila hasil pemeriksaan menunjukkan pasien mengalami empty sella syndrome tetapi kelenjar pituitari tidak berubah secara signifikan, fungsi hormon tidak terganggu, dan tidak ada gejala, penanganan secara medis umumnya tidak perlu dilakukan dan hanya pemantauan rutin.

Namun, bila kelenjar pituitari menyusut sehingga mengganggu fungsi hormon dan menyebabkan berbagai gejala, dokter akan memberikan pengobatan yang bisa membuat hormon dalam tubuh kembali seimbang. Selain itu, pengobatan lainnya, seperti antinyeri, obat tetes mata, maupun antihipertensi, juga akan diberikan untuk meredakan gejala.

Jika terjadi kebocoran cairan serebrospinal melalui hidung, tindakan operasi mungkin akan dilakukan. Sebenarnya, penyakit ini tidak berbahaya selama dikontrol dan diobati sejak dini. Meski begitu, komplikasi yang timbul akibat tekanan pada otak, gangguan hormon, maupun masalah aliran cairan serebrospinal berisiko membuat kondisi penderitanya memburuk hingga berakibat fatal.

Meskipun empty sella syndrome jarang terjadi, ada baiknya Fixas tetap memeriksakan kesehatan ke dokter apabila timbul keluhan yang mirip gejala ESS.
Kontak Kami
081392630833
081228237993
official@fixaherba.id
Bumi Arca Indah Blok 14 nomor 7b Arcawinangun Purwokerto Timur Banyumas
Social Media
Our Payment Partner
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Our Shipping Partner
-
-
-
-
-
-
-
-
-
©- 2022 Fixaherba. All rights reserved.