1. 1. Sistem pernapasan rentan mengalami gangguan 2. 2. Risiko keselamatan bayi dari kecelakaan sangat kecil 3. 3. Bayi mudah mengalami stres 4. 4. Risiko demam dan gangguan tenggorokan menjadi lebih besar 5. 5. Adanya risiko kematian akibat kekurangan oksigen 6. 1. Perhatikan Kondisi Cuaca, Waktu, dan Jarak 7. 2. Perhatikan Kondisi Fisik 8. 3. Pastikan Pakaian Sudah Aman dan Sesuai Cuaca 9. 4. Lindungi Keselamatan
Bertujuan untuk menonton pertandingan sepak bola di Surabaya, sepasang orang tua membawa bayi mereka berkendara dengan motor dari Tegal menuju Surabaya. Namun sang bayi meninggal sesampainya mereke tiba di tujuan.
Perlu diketahui banyak alasan mengapa membawa bayi naik sepeda motor tidak direkomendasikan, bahkan dilarang! Baik dari segi kesehatan maupun dari sisi peraturan lalu lintas-yang melarang pengendara membawa lebih dari satu penumpang.
Bayangkan bila orang dewasa saja bisa pegal dan terkena masalah kesehatan jika bepergian jarak jauh naik sepeda motor, apalagi dengan bayi?!
Tidak ada acuan pasti umur berapa bayi boleh dibonceng naik motor, terutama untuk perjalanan jauh, namun orang tua dihimbau untuk menghindarinya bila bayi masih di bawah 1 tahun.
Resiko terbesar dari kondisi ini ialah bayi dapat mengalami kerusakan otak dan shaken baby syndrome. Saat menggendong bayi anda dilarang mengguncang atau mengayunkannya, karena bayi bisa mengalami kerusakan otak, kebutaan, epilepsi, kesulitan berbicara, kesulitan belajar, bahkan bisa sampai kesulitan koordinasi.
Apalagi guncangan akibat sepeda motor dengan kondisi jalan yang buruk, bayi berisiko mengalami kematian mendadak atau shaken baby syndrome. Sementara beberapa risiko lainnya antara lain :
1. Sistem pernapasan rentan mengalami gangguan
Kekuatan alat pernapasan bayi belum sekuat orang dewasa, sehingga sangat berbahaya baginya untuk menghirup polusi yang terkandung di udara. Pada paru-paru bayi, alveolus yang berfungsi untuk menangkap oksigen juga belum terbentuk sempurna. Penyaringan juga masih belum optimal sehingga kemungkinan terserangnya gangguan pernapasan menjadi lebih besar.
2. Risiko keselamatan bayi dari kecelakaan sangat kecil
Besarnya risiko kematian yang bisa dialami bayi apabila motor mengalami kecelakaan. Perlengkapan perlindungan dalam berkendara sepeda motor sudah tersedia orang dewasa dan anak-anak berusia lebih dari 3 tahun, sehingga dapat meminimalkan risiko kematian akibat kecelakaan.
Sementara pada bayi, risiko kematin akibat kecelakaan sangat besar karena tidak ada peralatan perlindungan yang menunjang.
3. Bayi mudah mengalami stres
Sebagai orang dewasa, kemacetan tentu membuatmu stres apalagi jika hal ini dialami oleh seorang bayi. Polusi suara di jalan raya serta paparan matahari dan debu secara langsung akan membuat bayi mudah mengalami stres. Tekanan ini semakin bertambah ketika ibu menutupinya dengan selimut demi melindungi tubuh si kecil dari polusi namun justru membuat ia merasa panas dan sesak.
Rasa stres pada anak dapat mengganggu perkembangan psikologis dan emosi buah hati. Selain itu, bayi menjadi lebih mudah rewel yang akhirnya juga bisa mengganggu konsenterasi pengendara sehingga risiko kecelakaan menjadi lebih besar.
4. Risiko demam dan gangguan tenggorokan menjadi lebih besar
Cuaca yang terlalu panas akan membuat bayi mengalami demam, apalagi jika terjadi perubahan suhu secara drastis. Perpindahan dari ruangan dengan pendingin ke jalanan yang terik akan membuat tubuh bayi mengalami kesulitan beradaptasi. Hal ini dapat mengganggu kesehatan tubuh bayi yang bisa berlanjut pada demam.
Selain itu, polusi udara membuat bayi ingin mendapatkan oksigen dalam jumlah banyak sehingga mulutnya kerap terbuka. Tanpa disadari, debu dan kotoran akan lebih mudah masuk ke area mulut melalui udara yang ia hirup. Inilah yang membuat bayi rentan mengalami peradangan di area tenggorokan.
5. Adanya risiko kematian akibat kekurangan oksigen
Dalam menempuh perjalanan, terutama jika jarak cukup jauh, orang tua cenderung melindungi anak dengan kain berlapis saat hendak bepergian menggunakan motor. Tanpa orang tua sadari bahwa hal itu hanya akan membuat anak kesulitan bernapas. Selain itu, motor yang melaju akan membuat udara di sekitar bayi bergerak sehingga oksigen menjadi lebih susah didapatkan.
Bayi yang masih rentan akan kesulitan memperoleh oksigen sehingga kekurangan oksigen sangat mungkin terjadi. Jika ibu tidak peka, anak akan kehabisan napas dan berisiko mengalami sesak napas hingga kematian.
Apabila si kecil sudah cukup umur untuk diajak berkendara, pastikan orang tua mempersiapkan kebutuhannya, agar anak merasa nyaman selama perjalanaan.
1. Perhatikan Kondisi Cuaca, Waktu, dan Jarak
Ini yang selalu jadi poin penting, bahkan sampai anak berusia 3 tahun. Perhatikan udara saat akan bepergian, jangan terlalu dingin atau panas. Selain itu, lebih baik bepergian pada pagi hari atau sore hari. Karena saat itu saat paling bersahabat bagi anak bayi, jangan bepergian terlalu siang dan malam hari. Jikalau terpaksa pastikan jarak tempuh terjauh untuk naik motor hanya 2 km.
2. Perhatikan Kondisi Fisik
Apakah sedang flu, demam atau sakit lainnya? Karena naik motor bisa saja menambah sakit si bayi, hembusan angin saat naik motor bisa saja mempengaruhi kondisi kesehatan, jadi pastikan si bayi dalam kondisi yang fit dan tidak sakit.
3. Pastikan Pakaian Sudah Aman dan Sesuai Cuaca
Selalu pakai kan selimut atau jaket ya mam, agar terlindung dari panas matahari dan angin yang kencang selama di luar. Bawa juga minyak telon atau krim moisturizer bayi dan obat obatan yang sekiranya dibutuhkan.
4. Lindungi Keselamatan
Apabila keempat poin diatas tidak memungkinkan untuk dipenuhi, lebih baik jangan bawa bayinya naik motor ya Parents. Apabila ingin membawa si kecil, pastikan untuk menggunakan baby car seat, agar posisi anak lebih nyaman.
Tidak hanya para orang tua, tetapi para calon orang tua hendaknya memahami tentang parenting dan apa saja yang dapat membahayakan buah hati. Si kecil yang bahkan belum dapat berbicara membutuhkan orang tuanya untuk melindunginya.