Mencegah terjadinya kondisi gigi berlubang pada anak-anak bukanlah hal yang tidak mungkin. Meski gigi susu mereka akan tanggal dan digantikan dengan gigi permanen, menjaga kesehatan giginya dengan menghindari karies gigi, dapat menjaga mulutnya tetap sehat saat gigi permanennya mulai tumbuh.
Poin terpenting untuk membatasi terbentuknya gigi berlubang, ialah dengan rajin menggosok gigi, karena ini merupakan cara utama untuk mencegah bakteri berkembang biak dengan cepat, dan menghindari terbentuknya plak di gigi.
Fluoride juga menjadi bagian penting dari kesehatan gigi karena tidak hanya memulihkan kalsium untuk melindungi gigi, tapi juga membatasi produksi asam di dalam mulut.
Meskipun ada beberapa anak yang memiliki faktor risiko lebih tinggi terkena karies gigi, namun tetap saja semua anak berpotensi mengalami karies gigi, karena itu sangatlah penting untuk semua orang selalu menjaga kebersihan mulut dan gigi. Gigi Susu Membatasi asupan gula yang dibutuhkan bakteri untuk berkembang biak, merupakan cara nomor satu untuk mencegah gigi berlubang!
Dr. Edelstein menjelaskan bahwa frekuensi kita dalam mengonsumsi gula lebih berpengaruh daripada seberapa banyak jumlah gula yang kita makan. Contohnya, saat kita makan cokelat dalam jumlah banyak sekaligus, tidak akan terlalu membahayakan gigi daripada bila kita makan satu gigit cokelat setiap jamnya.
Hal ini karena mengekspos gigi berulang kali terhadap gula akan menghambat produksi air liur untuk membersihkan gigi secara natural. Cokelat dan permen juga bukan satu-satunya sumber bahaya, karbohidrat bertepung seperti biskuit, sereal, dan makanan yang lengket seperti kismis juga dapat memicu pembusukan gigi.
Hindari Minuman Manis
Ronald Kosinski, D.M.D., seorang kepala kedokteran gigi anak berkata bahwa jus buah, ASI, dan susu formula dapat membanjiri gigi dengan gula.
Dokter gigi biasanya menyebut karies gigi pada anak sebagai “baby-bottle tooth decay” karena seringkali terjadi pada anak-anak yang sering minum jus atau susu saat malam hari sebelum tidur, tanpa menggosok gigi setelahnya dan membiarkan gula menempel pada gigi selama 12 jam.
AAPD menyarankan agar para orang tua dapat menyapih anak dari penggunaan botol susu setelah 14 bulan untuk menghindari gigi berlubang, dan Parents juga jangan sampai membiarkan anak-anak memegang cangkir Sippy sepanjang hari, kecuali bila hanya diisi air putih-yang lebih sehat untuk giginya.
Fokus Pada Fluoride
Jika air minum di lingkungan anda tidak mengandung fluoride atau bila anak anda hanya minum air minum kemasan non fluoride, mintalah saran pada dokter gigi anak untuk mendapat suplemen fluoride. Namun perlu Parent ingat pula, apabila terlalu banyak fluoride juga dapat menyebabkan fluorosis, yang akan menimbulkan bercak putih pada gigi.
Itulah mengapa anak-anak dibawah 2 tahun belum dianjurkan menggunakan pasta gigi dengan kandungan fluoride, karena anak-anak cenderung akan menelan pasta gigi, bukan meludahkannya.
Merawat Gigi Sedari Dini
Sekarang dokter gigi sudah dapat mengoleskan pernis fluoride yang aman dan protektif khusus untuk gigi anak-anak. Sebuah penelitian menemukan bahwa anak usia 1 tahun yang mendapatkan perawatan ini dua kali dalam setahun, empat kali lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gigi berlubang pada gigi susu mereka.
Parents juga dapat menanyakan pada dokter gigi anda tentang sealant, atau pelapis plastik yang mencegah pembusukan. Biasanya beberapa asuransi dapat digunakan untuk kedua perawatan ini.
Jagalah Senyum Kalian
Jika Parents memiliki riwayat masalah gigi, hindari berbagi peralatan atau sikat gigi dengan bayi anda, atau bahkan membiarkannya memasukkan jarinya ke dalam mulut anda. Namun, masih memungkinkan untuk mengurangi kadar bakteri di mulut anda. Dokter gigi dapat meresepkan obat kumur antibakteri yang dapat mengurangi penularan ke anak kecil.
Penelitian juga menemukan bahwa mengunyah permen karet tanpa gula yang mengandung pemanis Xylitol, selama empat kali sehari dapat menurunkan tingkat bakteri di dalam mulut.
Mengonsumsi nutrisi yang baik dan seimbang selama kehamilan juga dapat memperkuat email gigi si bayi. Tentu saja, Moms harus rutin meggosok gigi dan flossing dengan baik. Kebiasaan ini juga akan memberikan contoh yang baik untuk si kecil dan menunjukkan kepadanya bahwa sangatlah penting untuk melindungi senyumnya.
Perlindungan Gigi Pada Setiap Rentang Usia
Berikut ini beberapa tips untuk mencegah gigi berlubang sesuai dengan usia anak.
Bayi
- Bersihkan gusi bayi anda sebelum gigi pertamanya tumbuh. Usap gigi si kecil dengan waslap basah setelah menyusui.
- Mulailah menyikat giginya setelah gigi pertama muncul. Basahi sikat gigi bayi dan gosok perlahan ke depan dan ke belakang pada permukaan gigi dan sepanjang garis gusi. Jika Moms menggunakan pasta gigi, pastikan memilih pasta gigi bebas fluoride.
Balita
- Menggosok gigi anak pada usia balita setidaknya selama 30 detik (idealnya satu menit) setelah sarapan dan sebelum tidur. Sandrkan kepalanya di pangkuan Moms dan letakkan sikat pada sudut 45 derajat ke gigi.
- Mulailah gunakan sedikit pasta gigi berfluoride saat si kecil berusia 2 atau 3 tahun. Dan mulailah flossing gigi pada si kecil ketika dua giginya telah tumbuh bersentuhan.
Usia Prasekolah
- Ajaklah anak untuk menggosok gigi bersama Parents di saat bersamaan, dan beri dia saran-saran yang positif agar anak lebih bersemangat menggosok gigi.
- Penelitian telah menemukan bahwa sikat gigi manual sama efektifnya dengan sikat gigi elektrik. Tetapi membiarkan anak menggunakan sikat gigi elektrik atau yang dioperasikan dengan baterai akan membuatnya lebih mudah untuk menyikat giginya, Parents dapat membiarkan mereka memilih sendiri sambil memberi mereka saran.
Anak Usia Sekolah
- Anak sudah dapat mulai menggosok gigi dan flossing sendiri pada usia sekitar 7 tahun. Jika dia dapat mengikat sepatunya sendiri, kemungkinan dia siap untuk menggosok gigi sendiri. Ajarkan bahwa sekarang ia harus menyikat selama dua menit, dan dua kali sehari.
- Lihatlah ke dalam mulutnya setelah ia selesai menggosok gigi, apakah masih ada makanan atau plak di sekitar sela giginya untuk mengecek apakah dia sudah mengerti caranya. Parents juga bisa membiarkannya mengunyah permen karet yang mengandung Xylitol.