20 Juli 2022 2:36 pm

Bahaya! Hentikan Kebiasaan Anak Anda Menghisap Jempol! Ikuti Cara Ini!

Bahaya! Hentikan Kebiasaan Anak Anda Menghisap Jempol! Ikuti Cara Ini!
Ketika si kecil memulai kebiasaan menghisap ibu jarinya seperti yang semua bayi lakukan, orang tua pasti berpikir mereka akan berhenti dengan sendirinya suatu saat nanti. Mengapa harus resah untuk menghentikan kebiasaan tersebut bila si kecil menyukainya?? Kecuali melepaskan kebiasaan itu memang diperlukan.

Ternyata menghisap ibu jari, terutama bila berlangsung hingga anak besar, bukanlah kebiasaan baik!

Beberapa anak yang mengunjungi dokter gigi dan memiliki kebiasaan menghisap jempol, ibu jari, dan dot yang cukup parah, mengalami perubahan traumatis pada gigitannya. Dua masalah paling umum adalah open bite, dan cross bite, yang merupakan kondisi maloklusi, yaitu dimana susunan gigi tidak benar (berantakan).

Crossbite, atau gigitan silang ialah dimana posisi gigi terlihat seperti tertukar, karena gigi atas terletak lebih masuk dari pada gigi bawah. Susunan ini dapat terjadi pada semua bagian gigi.

Sementara pada open bite, atau gigitan terbuka yaitu gigi atas sama sekali tidak menyentuh gigi bawah. Akibatnya, akan ada celah lebar di antara keduanya. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kebiasaan minum dot saat kecil.

Bila kondisi ini terlanjur terjadi pada anak, dia harus melakukan prosedur pemasangan kawat gigi untuk mengembalikan giginya ke posisi yang seharusnya.

kawat gigi
kawat gigi

Kapan Parents Harus Khawatir Pada Kebiasaan Anak?!


Menurut penelitian, sekitar 10 hingga 15 persen anak umur 5 tahun memiliki kebiasaan menghisap jempol. Orang tua perlu mengambil tindakan bila anak anda sudah berumur 4 tahun atau lebih, dan dokter gigi juga mengatakan bila ia menunjukkan gejala maloklusi.

“Jika anak menghentikan kebiasaan menghisap jempol atau dot sebelum gigi permanennya tumbuh, kondisi maloklusi dapat dihindari,” kata Dr. Delarosa.

Bagaimana Menemukan Strategi Yang Tepat?


Dokter gigi biasanya akan menyarankan upaya untuk menghentikan kebiasaan ini, yang mana akan menyelamatkan anak-anak dan rekening bank para orang tua – dari biaya extra pemasangan kawat gigi.

Bila si kecil sudah dalam usia dapat diajak berbicara dan memahami kondisinya, mereka mungkin akan berusaha menghentikan kebiasaan ini. Tetapi para orang tua tetap tidak perlu mengambil cara paksa, karena biar bagaimana pun mereka tetaplah anak-anak. Bila dirasa Parents belum menemukan cara yang tepat dan efisien, cobalah konsultasikan dengan dokter gigi anak anda.

Dilansir dari Parents, seorang Ortodontis menyarankan konsultasi dengan professional pada salah satu keluarga pasiennya, dan membagikan pengalaman anak tersebut.

Dokter mengarahkannya berkonsultasi dengan Lonna Montgomery, seorang mantan ahli kesehatan gigi yang telah mengembangkan bisnis, untuk mengunjungi anak-anak di rumahnya dan membantu mereka menghentikan kebiasaan menghisap jempol.

Montgomery menjelaskan bahwa tujuannya dalam kunjungan pertama ialah untuk memastikan Ian – pasiennya, tidak merasa dipaksa. “Menurutmu, mengapa berhenti menghisap jempol merupakan ide yang bagus?” dia bertanya lembut pada anak itu. “Karena kawat gigi,” kata Ian.

Sebelum sesi pertama berakhir, Montgomery akan memberikan list beberapa barang untuk disediakan, seperti perban elastis, tiga peniti besar, dan medical tape.

Lalu beliau akan kembali tiga hari kemudian dan menjelaskan programnya :

Untuk sepuluh malam, anak akan tidur dengan medical tape dibebat pada ibu jarinya, dan perban yang dililitkan pada lengannya. Lalu pasangkan tiga peniti besar pada tempat yang berbeda, masing-masing di dekat pergelangan tangannya, siku, dan bisep, untuk membuatnya sulit memasukan ibu jarinya ke mulut.

Sementara pada siang hari, ia hanya perlu memakai plester pada ibu jarinya. Montgomery meminta pada pasien kecilnya – Ian, untuk mampir ke kamarnya dan dengan cepat ia menemukan apa yang ia cari, sekeranjang besar boneka binatang. “Inilah yang memicu kamu menghisap jempol, iya kan?” tanya beliau.

Anak itu segera mengeluarkan semua bonekanya dan membaginya menjadi dua bagian, “boneka biasa” dan “boneka yang membuat nyaman untuk menghisap jempol.” kata anak itu.

Dari sini kita dapat memahami bahwa pada umumnya anak yang menghisap jempol – dengan kondisi imajinatif mereka, memiliki ketertarikan pada barang atau tempat favoritnya yang membuatnya merasa nyaman untuk menghisap jempol.

“Beavery terasa seperti ini,” Ian meraih tangan terapisnya untuk menyentuh telinga bonekanya. “Kalau Chippy terasa seperti ini,” dia berganti menunjukkan boneka tupainya. Ibunya juga baru menyadari bahwa ternyata dua selimut bulu di tempat tidur anaknya juga yang memicunya menghisap jempol.

Menyingkirkan benda-benda pemicu ini adalah langkah besar pertama dalam teknik Montgomery. Dan syukurlah pasien kecilnya – Ian, setuju ketika orang tuanya meminjam semua bonekanya dan kedua selimut bulu tadi untuk dibawa pergi. Mereka berkata bahwa boneka-bonekanya ingin pergi berlibur, dan meyakinkan anak itu bahwa keesokan pagi ketika bangun tanpa teman-temannya, dia akan menemukan hal yang lucu.

Beliau juga menyarankan semacam hadiah untuk anak, seperti misalnya uang jajan. Sebagian akan Ibunya berikan saat hari terakhir terapi yaitu hari ke-10, lalu sisanya setelah tiga minggu, jika anak benar-benar dapat berhenti dari kebiasaannya ini.

Sesi Final


Pada dua malam pertama Ian merasa gelisah dan mudah tersinggung, seperti prokok yang baru saja berhenti merokok. Dia berkata bahwa perban elastis yang membungkus tangannya memang tidak sakit, tapi sangat mengganggu. Tapi pada malam ketiga, Ian merasa lebih tenang.

Dan anak itu menyukai kejutan kecil yang ia temukan, berupa stiker kartun dengan pesan “Pikachu merindukanmu!”, yang ditulis oleh bonekanya yang sedang berlibur.

Selama lebih dari satu minggu, seluruh keluarga anak itu takut meninggalkannya sendirian hanya dengan ibu jarinya. Namun pada hari kesepuluh, anak itu bangun dengan meninggalkan kebiasaan lamanya.

“Apakah kamu merasa ingin menghisap ibu jari lagi?” Ibunya bertanya.

Ian menggelengkan kepalanya. “Lidahku tidak ingin jempol lagi.”

Terapisnya – Montgomery, sama sekali tidak terkejut. “Para orang tua mengatakan pada saya, ‘Kami tidak mengerti bagaimana mungkin kebiasaan selama bertahun-tahun dapat dihentikan dalam waktu sepuluh malam.’ Padahal anak-anak hanya kehilangan rasa nikmat dari ibu jarinya. Ketika mereka mencoba menghisapnya lagi, ibu jari itu akan terasa sangat asing.”

Untuk amannya, Ian memutuskan kembali menggunakan plester pada ibu jarinya saat tidur selama dua bulan berikutnya. Ibunya sempat bertanya pada anak itu apakah berhenti menghisap jempol memang sesulit yang ia takutkan?

“Ya,” katanya.

“Lalu bagamana kamu melakukannya?” Ibunya kembali bertanya.

“Yang tekun saja,” kata Ian.

Membeli beberapa perlengkapan dan memberi si kecil hadiah uang jajan rasanya bukan masalah sama sekali, dibandingkan membiarkan kebiasaan yang mengancam kesehatan giginya.

-

Kontak Kami
081392630833
081228237993
official@fixaherba.id
Bumi Arca Indah Blok 14 nomor 7b Arcawinangun Purwokerto Timur Banyumas
Social Media
Our Payment Partner
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Our Shipping Partner
-
-
-
-
-
-
-
-
-
©- 2022 Fixaherba. All rights reserved.